Wednesday, 24 February 2016

contoh analisis tanggapan responden variabel motivasi

ANALISIS TANGGAPAN RESPONDEN
a.    Tanggapan Responden terhadap Motivasi
Motivasi seorang pegawai untuk bekerja biasanya merupakan hal yang rumit, karena motivasi itu melibatkan faktor-faktor individual dan faktor-faktor organisasional. Motivasi dari para pegawai akan saling berbeda sesuai dengan tingkat pendidikan dan kondisi ekonominya.
Keinginan dan kegairahan kerja dapat ditingkatkan berdasarkan pertimbangan adanya dua aspek motivasi yang bersifat statis. Aspek statis yang pertama  adalah nampak sebagai kebutuhan pokok manusia yang menjadi dasar bagai harapan yang akan diperoleh lewat tercapainya tujuan organisasi. Aspek motivasi statis yang kedua adalah berupa alat perangsang atau insentif yang diharapkan akan dapat memenuhi apa yang menjadi kebutuhan pokok yang diharapkan tersebut. Sejalan dengan hal tersebut dalam penelitian ini lebih dititikberatkan kepada aspek motivasi statis  berupa:
a.   Achievement motivation
b.   Affiliation motivation
c.   Power motivation
1.   Achievemnet motivation
Achievement motivation adalah suatu keinginan untuk mengatasi atau mengalahkan suatu tantangan untuk kemajuan dan pertumbuhan. Seorang pimpinan perlu untuk menumbuhkan keinginan untuk mengatasi tantangan kepada para pegawainya, agar mereka dapat lebih mengeluarkan segala kemampuan dalam menghadapi tantangan kerja tersebut.
Berdasarkan data yang didapat dari jawaban responden terhadap angket penelitian ini terungkap, bahwa tanggapan responden terhadap achievement motivation dapat dilihat pada tabel IV.01.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel IV. 01 diketahui bahwa tanggapan responden untuk indikator dorongan untuk maju pada item ke satu diketahui responden yang menyatakan sangat setuju 9, setuju, 29 setuju, 6 ragu-ragu dan 1 tidak setuju. Dari hasil perhitungan rata-rata diperoleh angka sebesar 4,02 dan termasuk kategori tinggi yang artinya dorongan pimpinan kepada pegawai untuk maju dalam bekerja dengan pemberian reward  dan promosi sudah baik.
Tanggapan responden pada item ke dua, yaitu yang menyatakan sangat setuju 3, 28 setuju, 12 ragu-ragu dan 2 tidak setuju, dan dari hasil hitung rata-rata adalah 3,71 (berkategori tinggi) yang artinya sudah baik dorongan pimpinan kepada pegawai walaupun tidak dengan reward dan promosi.
Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan responden diperoleh informasi bahwa keberadaan pimpinan dalam mempengaruhi bawahannya dalam bekerja sudah baik, hal ini terlihat dari sikap dan tauladan pimpinan yang mempengaruhi bawahannya juga adanya kesadaran dari pegawai untuk maju.
Pada item ke tiga, tanggapan responden pada indikator melakukan pekerjaan yang menantang diketahui yang menyatakan setuju 30, sangat setuju 6, ragu-gu 6, dan  3 responden tidak setuju. Sementara hasil hitung rata-rata diperoleh angka 3,87 dan masuk kategori tinggi artinya sebagian besar pegawai setuju untuk melakukan pekerjaan yang menantang.
Tanggapan responden pada indikator Dorongan untuk mengemban tanggungjawab yang lebih besar terlihat pada item ke empat dan kelima, dimana peda item ke empat yang menyatakan setuju 27 responden, 8 sangat setuju, 8 ragu-ragu, dan 2 tidak setuju. Dari hasil perhitungan rata-rata diperoleh angka 3,91 (kategori tinggi) yang artinya sebagian besar pegawai menyukai pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya.
Pada item ke lima, tanggapan responden yaitu  yang menyatakan setuju 20 responden, 6 sangat setuju, 12 ragu-ragu, dan 7 tidak setuju. Dari hasil hitung rata-rata adalah 3,51 (berkategori tinggi) artinya pegawai menyukai pekerjaan dan tanggungjawabnya karena sesuai dengan imbalan yang diterima.
Dari data tersebut kesimpulan secara keseluruhan untuk achievement motivation dapat dilihat pada hasil rata-rata sebesar 3,81 (kategori tinggi), artinya achievement motivation pegawai sudah baik.
Namun dari hasil wawancara dan pengamatan diperoleh informasi bahwa sebagaian besar pegawai yang bekerja dengan motivasi yang baik  terdorong oleh keadaan pegawai yang kurang dari segi kuantitas (jumlah) yang ideal dengan beban kerja instansi dan juga dorongan dari pimpinan yang terus  memotivasinya, sehingga timbul dorongan untuk bekerja dengan motivasi yang baik. tidak halnya dengan sebagian kecil pegawai dengan motivasi yang belum optimal  karena berbagai alasan yang menjadikan mereka bekerja tidak maksimal.
  
2.  Affiliation Motivation
Affiliation Motivation merupakan dorongan untuk melakukan hubungan dengan orang lain, melalui pola motivasi ini diharapkan setiap pegawai mampu menjalin kerjasama dengan pegawai lainnya dalam melaksanakan suatu pekerjaan, sehingga pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan dengan efektif dan efesien.
Berdasarkan tabel IV. 02 diketahui bahwa tanggapan responden pada item ke satu atau indikator dorongan untuk membina kerjasama dengan rekan kerja yaitu yang menyatakan sangat setuju 8 responden, 27 setuju, 8 ragu-ragu dan 2 tidak setuju. Dari hasil hitung rata-rata angka yang diperoleh sebesar 3,91 termasuk kategori tinggi, artinya kerjasama pegawai dengan rekan kerja sudah baik.
Tanggapan responden pada item ke dua atau indikator kebutuhan untuk diterima oleh rekan kerja, responden yang menyatakan sangat setuju 4, 40 setuju dan 1 ragu-ragu. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata diperoleh angka sebesar 4,07 termasuk kategori tinggi, artinya pegawai setuju dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya membutuhkan hasil yang dapat diterima oleh rekan kerja.
     Pada item ke tiga atau indikator kebutuhan akan perasaan ikut serta, tanggapan responden adalah yang menyatakan sangat setuju 31 responden, 4 setuju, 4 ragu-ragu dan 5 tidak setuju. Dari hasil hitung rata-rata diperoleh angka 3,80 dan termasuk kategori tinggi yang berarti pegawai setuju dalam pelaksanaan pekerjaan selalu diikutsertakan dalam setiap kegiatan.
Dari data tersebut kesimpulan secara keseluruhan tanggapan responden untuk affiliation motivation dapat dilihat pada hasil rata-rata sebesar 3,93 (kategori tinggi), artinya affiliation motivation pegawai sudah baik.
Dari hasil wawancara dan pengamatan diperoleh informasi bahwa sebagaian besar pegawai yang bekerja dengan motivasi yang baik  terdorong oleh keadaan pegawai yang kurang dari segi kuantitas (jumlah), sehingga mereka memerlukan kerjasama dalam penyelesaian pekerjaan.

3.  Power Motivation
Power Motivation  adalah dorongan untuk melaksanakan pekerjaan yang bermutu, bertanggungjawab dan berani mengambil resiko dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel IV. 03 diketahui bahwa tanggapan responden untuk indikator dorongan untuk melakukan pekerjaan yang berrnutu pada item ke satu diketahui responden yang menyatakan sangat setuju 5, setuju, 28 setuju, 10 ragu-ragu dan 2 tidak setuju. Dari hasil perhitungan rata-rata diperoleh angka sebesar 3,80 dan termasuk kategori tinggi yang artinya sebagian besar pegawai setuju membutuhkan dorongan untuk melaksanakan tugas dan pekerjaannya dengan hasil yang bermutu.
Tanggapan responden pada item ke dua indikator dorongan untuk mengemban tanggungjawab yang lebih besar, yaitu yang menyatakan sangat setuju 4,  25 setuju, 13 ragu-ragu dan 3 tidak setuju, dan dari hasil hitung rata-rata adalah 3,67 (berkategori tinggi) yang artinya sebagian besar pegawai setuju mengemban tugas dan tanggungjawab yang tinggi.
Pada item ke tiga, tanggapan responden pada indikator dorongan untuk menyelesaikan masalah pekerjaan dengan berkompetisi diketahui yang menyatakan setuju 23, sangat setuju 2, ragu-gu 9, dan  11 responden tidak setuju. Sementara hasil hitung rata-rata diperoleh angka 3,36 dan masuk kategori sedang artinya pegawai ragu-ragu bahwa dorongan untuk menyelesaikan masalah pekerjaan cenderung bersaing  dengan rekan kerja.
Tanggapan responden pada indikator mengambil resiko dalam penyelesaian pekerjaan terlihat pada item ke empat, dimana yang menyatakan setuju 35 responden, 4 sangat setuju, 3 ragu-ragu, dan 3 tidak setuju. Dari hasil perhitungan rata-rata diperoleh angka 3,89 (kategori tinggi) yang artinya sebagian besar pegawai setuju untuk mengambil resiko dalam penyelesaian pekerjaan.
Dari data tersebut kesimpulan secara keseluruhan tanggapan responden untuk power motivation dapat dilihat pada hasil rata-rata sebesar 3,68 (kategori tinggi), artinya power  motivation pegawai sudah baik.
Dari hasil wawancara dan pengamatan diperoleh informasi bahwa sebagaian besar pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan untuk menghasilkan  hasil yang bermutu berani mengambil resiko dengan bekerja diluar jam kerja kantor atau lembur. Lembur ini di instansi bukan sesuatu yang luar biasa dan merupakan kebiasaan. Hal ini terjadi karena kurang mengoptimalkan waktu  atau jam kerja kantor atau bisa juga karena kekurangan pegawai, dan mungkin dikarenakan tidak semua pegawai bekerja dengan motivasi yang baik. 



TABEL. IV. 01
TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP ACHIEVEMENT MOTIVATION
No
Variabel (X1)
Kriteria Pengukuran
Jumlah
Mean (rata-rata)
Motivasi
Sangat Setuju
Setuju
Ragu - ragu
Tidak setuju
Sangat Tidak setuju
Achievement Motivation
f
n
f.n
f
n
f.n
f
n
f.n
f
n
f.n
f
n
f.n
Ʃ f
Ʃf.n
1
Pimpinan mendorong kepada pegawai untuk maju dalam bekerja dengan pemberian reward  dan promosi
9
5
45
29
4
116
6
3
18
1
2
2
0
1
0
45
181
4,02
2
Pimpinan mendorong kepada pegawai untuk maju dalam bekerja dengan tidak memberikan reward dan promosi
3
5
15
28
4
112
12
3
36
2
2
4
0
1
0
45
167
3,71
3
Pegawai dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya menyukai tantangan
6
5
30
30
4
120
6
3
18
3
2
6
0
1
0
45
174
3,87
4
Pegawai menyukai pekerjaan yang menjadi tugas dan pekerjaannya
8
5
40
27
4
108
8
3
24
2
2
4
0
1
0
45
176
3,91
5
Pegawai menyukai pekerjaan dan tanggungjawabnya karena sesuai dengan imbalan yang diterima
6
5
30
20
4
80
12
3
36
7
2
14
0
1
0
45
160
3,56

Jumlah
32

160
134

536
44

132
15

30
0

0
225
858
3,81
Prosentase (%) Distribusi rata-rata jawaban responden
14,22%
59,56%
19,56%
6,67%
0,00%
100,00%

Sumber: Data Primer 


ABEL. IV. 02
TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP AFFILIATION MOTIVATION
No
Variabel (X1)
Kriteria Pengukuran
Jumlah
Mean (rata-rata)
Motivasi
Sangat Setuju
Setuju
Ragu - ragu
Tidak setuju
Sangat Tidak setuju
Affiliation Motivation
f
n
f.n
f
N
f.n
f
n
f.n
f
n
f.n
f
n
f.n
Ʃ f
Ʃ f.n
1
Pegawai membutuhkan dorongan untuk mengembangkan kerjasama dengan rekan kerja
8
5
40
27
4
108
8
3
24
2
2
4
0
1
0
45
176
3,91
2
Pegawai dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya membutuhkan hasil yang dapat diterima oleh rekan kerja di lingkungan Bappeda
4
5
20
40
4
160
1
3
3

2
0
0
1
0
45
183
4,07
3
Pegawai berkeinginan dalam pelaksanaan pekerjaan selalu diikutsertakan dalam setiap kegiatan
5
5
25
31
4
124
4
3
12
5
2
10
0
1
0
45
171
3,80

Jumlah
17

85
98

392
13

39
7

14
0

0
135
530
3,93
Prosentase (%) Distribusi rata-rata jawaban responden
12,59%
72,59%
9,63%
5,19%
0,00%
100,00%

Sumber: Data Primer 


TABEL. IV. 03
TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP POWER MOTIVATION
No
Variabel (X1)
Kriteria Pengukuran
Jumlah
Mean (rata-rata)
Motivasi
Sangat Setuju
Setuju
Ragu - ragu
Tidak setuju
Sangat Tidak setuju
Power Motivation
f
n
f.n
f
N
f.n
f
n
f.n
f
n
f.n
f
n
f.n
Ʃ f
Ʃ f.n
1
Pegawai Bappeda membutuhkan dorongan untuk melaksanakan tugas dan pekerjaannya dengan hasil yang bermutu
5
5
25
28
4
112
10
3
30
2
2
4
0
1
0
45
171
3,80
2
Pegawai Berkeinginan untuk mengemban tugas dan tanggungjawab yang lebih tinggi
4
5
20
25
4
100
13
3
39
3
2
6
0
1
0
45
165
3,67
3
Pegawai dalam menyelesaikan berbagai masalah yang timbul dalam pekerjaan cenderung bersaing/ berkompetisi dengan rekan sekerjanya
2
5
10
23
4
92
9
3
27
11
2
22
0
1
0
45
151
3,36
4
Dalam melaksanakan tugas dalam pekerjaan pegawai bersedia mengambil resiko dalam penyelesaiannya
4
5
20
35
4
140
3
3
9
3
2
6
0
1
0
45
175
3,89

Jumlah
15

75
111

444
35

105
19

38
0

0
180
662
3,68
Prosentase (%) Distribusi rata-rata jawaban responden
8,33%
61,67%
19,44%
10,56%
0,00%
100,00%


Sumber: Data Primer 

1 comment: