Jawara Karuhun dengan cara-cara karuhun kesuksesan memerlukan kesungguhan berusaha dan ketulusan berdoa
Friday, 25 March 2016
Cara mengatasi dan solusi Masalah
BERANI MENGHADAPI MASALAH DAN UJIAN
Kalau kita amati keadaan dan kehidupan manusia di dunia dewasa ini, yang dilihat dari lingkungan sekitar kita khususnya sampai lingkungan yang lebih luas lagi umumnya. ternyata ada pemasalahan sosial kemasyarakatan di kehidupan manusia yang perlu kita sikapi. Kekhawatiran hidup bukan hanya sekedar dari wujud pemenuhan kebutuhan dan keinginan hidup semata, dalam arti apa yang akan terjadi pada kita dan kehidupan selanjutnya dimana bagaimana kita memenuhi kebutuhan dasar hidup seperti pangan sandang dan papan serta bagaimana mewujudkan kehidupan generasi dan keturunan kita agar hidup lebih baik lagi dan lain sebagainya. Kekahawatiran yang sering muncul lebih dalam kehidupan kita dan menjadi prioritas adalah bagaimana memenuhi kebutuhan dan keinginan dari kehidupan kita selanjutnya. Untuk mencari solusi dan jawaban serta alternatif dalam mencapai semua itu perlu studi dan pemikiran dari semua pihak.
Dulu banyak orang berlomba-lomba mencari dan mengumpulkan harta kekayaan sebanyak-banyaknya demi memenuhi kebutuhan dan keinginannya serta untuk hidup yang bahagia lahir dan bathin. Tetapi sekarang ini banyak orang kaya sudah mulai merasakan bahwa harta benda yang mereka miliki tidak bisa membuat mereka bahagia bathinnya, kalaupun ada yang bahagia bathinnya itu pun tidak lama. Jika kita amati dan renungkan apa yang terjadi di masyarakat sekitar kita, di film-film yang kita tonton, di buku-buku yang kita baca, semuanya mengisyarakatkan bahwa masyarakat kita sedang sakit menghadapi masalah memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.
Dari apa yang terjadi di dunia ini kita bisa katakan bahwa dalam hati manusia ada pertanyaan dan masalah besar yang dihadapinya yaitu :
1. manusia mulai khawatir atas masalah kehidupannya ?,
2. buat apa manusia ada di bumi ini ?,
3. Apakah keadaan sekarang ini sudah cukup ideal dengan kehendak dalam hatinya ?,
4. Apa yang sudah dilakukannya cukup ?,
Jawaban dari masalah di atas adalah kita harus berani manghadapi masalah dan ujian tersebut, ternyata apa yang telah kita lakukan selama ini belum memuaskan dan membahagiakan diri kita. Saat ini banyak orang mengharapkan dan membutuhkan perubahan yang lebih nyata dan bersifat hakiki sampai manusia dapat merasakan kepuasan dalam bathinnya. Kalau sekarang ini masih ada orang yang masih senang dengan sistem dan kondisi sosial yang ada saat ini berarti mereka adalah golongan orang yang akan ketinggalan jaman dan bukan termasuk orang yang harus kita pikirkan.
Sebaiknya kita koreksi lagi apa yang sudah kita perbuat selama ini, apakah sudah memuaskan hati dan kehidupan. kalau masih belum berati ini adalah masalah dan ujian bagi kita. Seyogyanya perubahan adalah modernisasi. dimana manusia modern itu berubah ke arah yang lebih baik dari kondisi sebelumnya.Perubahan untuk menjadikan kondisi yang lebih baik merupakan ujian yang harus dihadapi jangan sampai kita disbukkan oleh orang-orang yang tidak mau berubah untuk lebih baik karena mereka itu adalah orang-orang yang takut menghadapi masalah dan uian dari perubahan itu.
Seyogyanya banyak orang tidak sadar dan terbawa arus, tapi banyak juga orang yang sadar tapi tidak punya keberanian untuk menghadi masalah dan ujian dari perubahan ke arah yang lebih baik tersebut. kondisi tersebut lahir dari jiwa dan pikiran yang sempit, orang tersebut menyerah sebelum berperang. Ada juga orang-orang yang sadar dan berani menghadapi masalah dan ujian untuk perubahan ke arah yang lebih baik, namun demikian dalam keberanian dalam menghadapi ujian ini bukan hanya semata-mata dengan keberanian tanpa diperhitungkan untung ruginya terlebih dahulu, tetapi harus dihadapi ujian tersebut dengan keberanian dan perhitungan yang matang serta dilaksanakan dengan bijak.
Jadi dalam menghadapi masalah dan ujian untuk perubahan yang lebih baik ada 4 golongan orang yaitu:
1. Orang yang tidak sadar dan tidak mau menghadapi masalah dan ujian
2. Orang yang sadar tetapi tidak mempunyai keberanian untuk menghadapi ujian
3. orang yang sadar dan berani mengadapai ujian tanpa diperhitungkan untung ruginya
4. orang yang sadar dan berani menghadapi ujian dengan diperhitungkan untung ruginya dan dilakukan dengan bijaksana.
Kalau di analogikan bahwa kehidupan manusia jalan dari tempat A ke tempat B dan ujian kita nalogikan ada sebuah batu besar yang menghalangi jalan dari A ke B, maka sikap 4 golongan orang tersebut adalah:
1. Golongan orang tidak sadar dan tidak berani menghadapi ujian, ketika berjalan dari A menuju B sperti dianalogikan di atas yang ditengah
jalnnya ada batu besar dia akan celaka karena dia akan menabrak batu besar tersebut.
2. Golongan sadar dan tidak berani dia akan kembali lagi ke A karena dia tidak bisa lewat menuju B karena ada batu besar yang menghalangi
jalanannya
3. Golongan sadar berani menghadapi ujian namun tanpa diperhitungkan untung ruginya, dia akan menendang batu besar tersebut namun dia akan celaka
dan kesakitan sehingga tidak sampai ke tujuan B
4. Golongan sadar dan berani menghadapi ujian dengan mmperhitungkan untung ruginya dan dilakukan dengan bijak, dia sadar ada batu besar yang
menghalangi jalannya dan tidak mungkin untuk dipindahkan dia kan melakukan perubahan dengan mencari jalan lain untuk sampai ke B.
Dari analogi di atas, kita pikir bahwa manusia dalam perjalanan hidupnya selalu terdapat masalah sebagai ujian untuk sampai ke tujuan hidupnya. dan untuk itu manusia harus sadar dan berani menghadapi hidup, masalah dan ujian dengan memperhitungkan untung ruginya dan dengan cara bijaksana semua itu harus dilakukan dengan proses belajar dan ilmu. terima kasih......
Kunci Kesuksesan dan kebahagian hidup manusia
Kunci kesuksesan dan kebahagiaan hidup manusia
hidup manusia di dunia adalah mencari kesuksesan dan kebahagian hidup di dunia dan diakhirat adapun kunci untuh meraih itu semua adalah:
1. bisa melaksanakan ibadah dengan khusu dan serius sesuai dengan keyakinannya masing-masing, dimana dengan ibadah yang dilaksanakan oleh manusia
merupakan kewajiban dan jika manusia tidak dapat melaksankan ibadah timbul dalam dirinya suatu penyesalan. bahwa hidup manusia tidak hanya
mengejar segala hal yang bersifat duniawi semata tetapi manusia harus berpikir kemana mereka akan berpulang kelak tiada lain kepada yang
menciptakannya tak salah kiranya jika manusia dalam hidup ini disamping mengejar dunia juga dapat melaksanakan ibadah dengan khusu (serius dan
khidmat). Dalam kehidupan manusia yang kebanyakan yang menyebabkan hidup manusia gelsah galau dan merana (gegana) tiada lain hanyalah maslah
duniawi yang dihadapinya, maka dari itu untuk hidup tenang dan nyaman manusia sedapat mungkin dapat menjalankan ibadah dengan khusus untuk
mengimbangimasalah dunia dimaksud. duniawi dalam kehidupan manusia memang tidak bisa dilupakan begitu saja tetapi manusia harus pintar memilih
dan memilah kapan untuk urusan dunia dan kapan untuk urusan akhirat kalau manusia itu inging dalam hidupnya seimbang lahir dan bathin.
2. Pintar mengisi dan memanfaatkan waktu dalam hidupnya dengan hal-hal positif dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Mungkin umur yang panjang
bagi manusia sebenarnya mungkin banyak ruginya, kecuali bagi manusia yang dapat mengisi dan memnfaatkan waktu hidupnya untuk ibadah, berbuat
baik pada sesama, dapat menerima nasihat orang lain yang benar tentunya. Kehidupan manusia itu maju terus ke depan dan tidak bisa kembali ke
belakang, ketika manusia tidak bisa memanfaatkan waktu hidupnya dengan baik dan positif atau untuk amal dan prestasi, maka dapat dikatakan
manusia itu telah rugi dalam hidupnya. Untuk itu manusia yang berpikir patutlah mengisi waktu dalam hidupnya dengan memanfaatkan waktu
hidupnya atas suatu perbuatan dan pekerjaan yang bermanfaat bagi dirinya dan bagi orang lain.
3. Memperoleh harta dengan cara yang halal dan dapat berbagi dengan orang yang membutuhkannya. Manusia akan tentram hatinya dan hartanya jika
harta yang diperoleh yang begitu banyak digunakan untuk hal yang sebenarnya dan dapat memberi kepada orang sekitarnya yang sangat membutuhkan
terutama kaum miskin yang ada disekitarnya. Sebenarnya karakter dan sifat asli manusia akan keluar ketika dihadapkan dengan persoalah harta
kekayaan, namun bagi manusia yang berpikir bahwa harta yang didapatnya tidak sepenuhnya merupakan hak dirinya tetapi ada hak orang lain
terutama kaum miskin untuk itu bersihkan harta kita dengan mebagi sedikit saja kepada kaum miskin agar harta dan hati kita tentram dan ikut
merasakan kebahagian mereka yang mendapatkan harta dari yang memberinya.
4. Mampu untuk setia pada pasangannya baik suami maupun isterinya. hancurnya kehidupan sebuah keluarga atau pasangan karena ketidakmampuan untuk
setia atau selingkuh terhadap pasangannya. Melakukan perselingkuhan atau perjinahan dalam ajaran agama merupakan dosa besar dan tidak akan
dimaafkan kecuali manusia itu bertobat kembali ke jalan yang benar. doa bagi mereka yang berjinah tidak akan terkabulkan walaupun terkabulkan
akan sia-sia tidak ada manfaatnya. Bagi manusia yang berpikir ke depan dan untuk kebahagian dan kesuksesan hidupnya akan menjalankan hidup
sesuai dengan norma dan nilai dan akan menjauhi perbuatan-perbuatan yang merugikan dirinya dan orang lain termasuk melakukan perjinahan.
5. Mampu hidup jujur. Memang mudah mengatakan jujur tapi sangatlah susah dalam pelaksanaannya, untuk mampu hidup jujur tidak semudah membalik
tangan tetapi kejujuran harus ditanamkan sejak kecil karena kejujuran merupakan mata uang yang berlaku dimanana pun. Jika hidup manusia sekali
berperilaku bohong, maka selamanya dia akan berbohong karena untuk menutupi kebohongannya. Manusia yang hidup jujur akan selamat dunia dan
akhirat tapi manusia harus pintar memilih dan memilah serta menempatkan kejujuran tersebut. Berpikirlah dan renungkanlah kejujuran tidak akan
rugi dilaksanakan malah sebaliknya akan bermanfaat dalam segala hal kehidupan manusia. Banyak contoh dan pengalaman bahwa kejujuran membawa
nikmat dan kebahagian nantinya hanya sedikit sekali kejujuran membawa kemalangan, tapi kemalangan dalam kejujuran hanya di dunia tapi
di akhirat akan membawa kebahagian bagi manusia yang berpikir.
Ini hanyalah sebuah tulisan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang membaca dan menginspirasi kita bahwa hidup manusia itu hanyalah sementara saja dan tujuan hidup manusia hanyalah untuk mencari kesuksesan dan kebahagian di dunia dan akhirat. hatur nuhun
Thursday, 24 March 2016
BANJIR
BANJIR
Dari berbagai macam jenis banjir, pada umumnya banjir memiliki berbagai akibat dan dampak negatif yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh bagi manusia.
1. Banjir dapat merusak sarana dan prasarana
Banjir dapat menghancurkan infrastruktur seperti; rumah, gedung, jembatan, jalan dan masih banyak lagi.
2. Banjir memutuskan jalur transportasi
Dampak paling umum dari banjir adalah memutuskan jalur transportasi darat. Akibat genangan air pada jalan yang cukup tinggi, motor, mobil atau
bahkan truk tidak bisa melewati jalan tersebut. Selain motor dan mobil, lalu lintas kereta api pun dapat terganggu.
3. Banjir merusak dan bahkan menghilangkan peralatan, perlengkapan, harta benda lainnya atau bahkan jiwa manusia
Kerugian yang disebabkan banjir diantaranya adalah kerusakan benda, alat elektronik, mesin, surat-surat berharga (sertifikat, ijazah, dll),
perlengkapan rumah tangga, rumah, gedung, dan yang paling berharga: jiwa manusia.
4. Banjir dapat mengakibatkan pemadaman listrik
Listrik sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Karena tingginya air / luapan banjir, listrik harus kita padamkan atau bahkan dipadamkan oleh
pihak PLN. Bayangkan betapa terbatasnya aktifitas keseharian kita bila aliran listrik padam.
5. Banjir mengganggu aktivitas sehari-hari
Dengan adanya banjir, otomatis akan menganggu aktifitas sehari-hari. Sekolah terganggu, kerja terganggu, bersantai pun terganggu. Karena air
banjir, semua aktifitas pun terganggu atau bahkan harus dihentikan untuk sementara waktu.
6. Banjir dapat mengganggu atau bahkan merusak perekonomian
Perekonomian terganggu karena banjir merendam sawah sehingga panen/ produksi padi terganggu, karena transportasi terputus bahan makanan yang
diangkut oleh truk dapat membusuk atau mungkin membutuhkanbiaya tambahan karena harus mencari jalan alternatif walaupun lebih jauh, Produksi
pabrik dihentikan sementara karena mesin produksi terendam air atau listrik dipadamkan sehingga mesin produksi tidak dapat dijalankan, dan
masih banyak lagi sebab kerugian tidak berasal hanya dari rusaknya mesin tetapi juga bisa dari sisi terhambatnya / terganggunya produktifitas.
7. Banjir dapat mencemari lingkungan sekitar kita
Saat banjir datang tidak hanya air, tetapi juga membawa serta sampah, kotoran, limbah pabrik / kimia, minyak (oli, bensin, solar, minyak
tanah, dsb), dan masih banyak lagi. Selain dapat mencemari sumber air bersih, banjir juga akan mengotori, halaman atau bahkan rumah kita
sehingga menjadi tidak hiegienis.
8. Banjir dapat mendatangkan masalah / gangguan kesehatan (penyakit)
Banjir menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak bersih, sehingga nyamuk dan bibit kuman penyakit mudah berkembang biak. Selain itu
umumnya makanan dan minuman yang sehat akan lebih susah ditemukan (terjadi kerawanan pangan) dan juga karena terlalu sering kena air maka
dapat menyebabkan kondisi tubuh menurun.
9. Banjir dapat menyebabkan erosi atau bahkan longsor
Semakin deras air banjir, kemungkinan untuk mengiikis pinggiran aliran banjir akan semakin tinggi sehingga erosi atau bahkan longsor akan
semakin mungkin terjadi.
10. Banjir dapat merubah, mengganggu, atau bahkan menghapus / menghilangkan masa depan
Bila banjir melanda cukup lama atau cukup besar, seiring dengan bertambahnya pengalaman disaat banjir, roda kehidupan juga bisa dapat berubah
dengan drastis. Kehilangan pekerjaan, kehilangan mata pencaharian, hutang yang semakin menumpuk, kesehatan yang terganggu, atau bahkan
kehilangan jiwa. Kesemuanya itu dapat merubah masa depan seseorang, keluarga atau bahkan masyarakat, baik secara langsung ataupun tidak
langsung.
SOLUSI BANJIR
Berbagai cara yang dapat dijalankan, diantaranya:
1. Menyediakan Sistem drainase
Drainase yang baik air limpahan dan hujan dapat dialirkan dengan baik.
2. Projek Pendalaman Sungai
Pengerukan sungai brfumgsi untuk melancarkan aliran air dari hulu ke hilir
3. Memelihara Hutan
Pemeliharaan hutan merupakan cara yang baik untuk mengatasi masalah banjir. Hutan boleh dijadikan kawasan tadahan yang mampu menyerap air
hujan daripada mengalir terus ke bumi. Hutan boleh berfungsi menyerap air hujan dan mengalir dengan perlahan-lahan ke anak-anak sungai. Ia
juga bertindak sebagai filter dalam menentukan kebersihan dan kejernihan air. Hutan mampu menyerap air hujan pada kadar 20%.
4. Mengawal Aktivitas Manusia
Pembuangan sampah dan industri ke sungai. masyarakat perlu disadarkan supaya aktivitas negatif ini tidak terus dilakukan dan juga harus
sentiasa siaga dengan kejadian banjir
PENGARUSUTAMAAN GENDER
PENGARUSUTAMAAN GENDER
Dalam rangka mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender perlu dikembangkan kebijakan yang responsive gender. Salah satu strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah strategi pengarusutamaan gender dalam pembangunan. Hal ini dipertegas dengan diterbitkannya Inpres nomor 9 tahun 2000 tentang pengarusutamaan gender dalam pembangunan nasional yang menyatakan bahwa seluruh departemen maupun lembaga pemerintah Non Departemen dan pemerintah propinsi dan kabupaten/kota harus melakukan pengarusutamaan gender dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan dan program pembangunan.
Selama ini pendekatan pembangunan belum secara khusus mempertimbangkan manfaat pembangunan secara adil terhadap perempuan dan laki-laki sehingga hal tersebut turut memberi kontribusi terhadap timbulnya ketidaksetaraan dan ketidakadilan gender. Bentuk-bentuk ketidaksetaraan dan ketidakadilan gender yang dikenal dengan kesenjangan gender (gender gap) pada gilirannya menimbulkan permasalahan gender (gender isues).
Salah satu indicator yang dapat dipergunakan untuk mengukur kesenjangan gender adalah gender emporenment measurement (GEM) dan gender-related development index (GDI) yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Human Development Index. Berdasarkan Human development Report 2000, GDI Indonesia menduduki urutan ke 109 dari 174 negara yang diukur, dan lebih rendah dari Negara-negara ASEAN lainnya.
Kesenjangan gender di berbagai bidang pembangunan ditandai oleh masih rendahnya peluang yang dimiliki perempuan untuk bekerja dan berusaha, serta rendahnya kases mereka terhadap sumberdaya ekonomi, seperti teknologi informasi, pasar, kredit, dan modal kerja. Meskipun penghasilan perempuan pekerja memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap penghasilan dan kesejahteraan keluarganya, perempuan masih dianggap sebagai pencari nafkah tambahan dan pekerja keluarga. Kesemuanya ini berdampak pada masih rendahnya partisipasi, akses, dan control yang dimiliki, serta manfaat yang dinikmati perempuan dalam pembangunan, yang antara lain ditandai oldi hadapan hokum, namun masih banyak dijumpai materi hukum yang diskriminatif terhadap perempuan dan tidak berkeadilan gender, semisal UU perkawinan, kete nagakerjaan, kewarganegaraan.
Selain itu struktur hukum dan budaya hukum yang terdapat dalam masyarakat juga masih kurang mendukung terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender. Keadaan ini antara lain masih ditandai dengan rendahnya kesadaran gender di kalangan penegak hukum, sedikitnya jumlah penegak hukum yang menangani kasus-kasus ketidakadilan bagi perempuan, dan lemahnya mekanisme pemantauan dan evaluasi, terutama yang dilakukan oleh masyarakat, terhadap pelaksanaan penegakan hukum.
Belum terwujudnya kesetaraan dan keailan gender ini diperburuk oleh masih terbatasnya keterlibatan perempuan dalam proses pengambilan keputusan kebijakan public yang ditetapkan oleh lenbaga-lembaga legislative, eksekutif, yudikatif, TNI, dan POLRI. Hal ini antara lain ditandai denga sedikitnya perempuan yang berada di legeslatif, eksekutif maupun yudikatif. Untuk memperkecil kesenjangan tersebut maka seluruh kebijakan, program, proyek, dan kegiatan pembangunan yang dikembangkan saat ini dan mendatang harus mengintegrasikan pengalaman, aspirasi, kebutuham, dan permasalahan perempuan dan laki-laki ke dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi.
Penyelenggaraan pengarusutamaan gender juga didukung oleh adanya pergeseran paradigma yaitu:
a.Sifat pemerintah yang otokratis ke demokratik
b.Sifat pemerintahan yang monolitik ke pluralitik
c.Sifat pemerintah yang sentralistik ke desentralistik
d.Sifat pemerintah yang unilateral (peran pemerintah dan masyarakat) ke interaksionis (peran pemerintah bersama masyarakat)
e.Sifat pemerintah yang internal (hanya untuk kepentingan organisasi pemerintah) ke eksternal (disertai dengan peningkatan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat dan
penyerahan sebagian tugas pelayanan dari pemerintah ke masyarakat).
Pengarusutamaan gender (PUG) merupakan salah satu strategi pembangunan yang dilakukan untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender, melalui pengintegrasian pengalaman, aspirasi, kebutuhan, dan permasalahan perempuan dan laki-laki ke dalam perencanaan. Penyelenggaraan pengarusutamaan gender mencakup baik pemenuhan kebutuhan praktis gender maupun pemenuhan kebutuhan strategis gender. Kebutuhan praktis gender adalah kebutuhan perempuan agar dapat menjalankan peran-peran social yang diperankan oleh mereka untuk merespon kebutuhan jangka pendek, misalnya perbaikan taraf kehidupan, perbaikan taraf kesehatan, penyediaan lapangan kerja, penyediaan air bersih, dan pemberantasan buta aksara. Kebutuhan strategis gender adalah kebutuhan perempuan yang berkaitan dengan perubahan sub-ordinasi perempuan terhadap laki-laki, seperti perubahan di dalam pembagian peran , pembagian kerja kekuasaan dan control terhadap sumberdaya, Kebutuhan strategis gender ini, misalnya perubahan penyempurnaan hukum, penghapusan kekerasan dan diskriminasi di berbagai bidang kehidupan, persamaan upah untuk jenis pekerjaan yang sama.
Untuk dapat melaksanakan pengarusutamaan gender perlu dilakukan berbagai upaya yang mendukung dan mengefektifkan SDM, struktur organisasi dan mekanisme yang telah dibangun serta mengembangkan jaringan kerja dengan stakeholder terkait, antara lain:
1.Advokasi kepada para pengambil kebijakan di Lembaga legeslatif, eksekutif dan yudikatif
2.Peningkatan pelaksanaan pengarusutamaan gender
3.penyusunan perangkat pengarusutamaan gender
4.Fasilitasi dan mediasi mekanisme pelaksanaan pengarusutamaan gender
5.Membuat kebijakan yang ditujukan untuk meningkatkan komitmen unsure terkait dalam pengarusutamaan gender
6.Pembentukan kelembagaan dan penguatan kapasitas kelembagaan pengarusutamaan gender
7.Pengembangan mekanisme yang mendorong terlaksananya proses konsultasi dan berjejaring.
Perencanaan Responsif Gender
Dalam melakukan perencanaan pembangunan gender dapat dilakukan dengan tahap-tahapan:
1.Analisis kebijakan responsive gender
•Identifikasi tujuan atau sasaran kebijakan/program/proyek/kegiatan pembangunan yang ada saat ini
•Data kuantitatif dan kualitatif menurut jenis kelamin
•Analisis sumber terjadinya dan atau factor-faktor penyebab terjadinya kesenjangan gender
•Identifikasi masalah-masalah gender
2.Formulasi kebijakan yang responsive gender
•Merumuskan kembali kebijakan/program/proyek/kegiatan pembangunan baru yang responsive gender
•Identifikasi indicator gender
3.Rencana Aksi yang responsive gender
•Penyusunan rencana aksi
•Identifikasi sasaran-sasaran
4.Penganggaran yang responsive gender
HUBUNGAN PDRB DAN LPE
HUBUNGAN LPE DAN PDRB
Laju pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Penekanan pada proses karena mengandung unsur dinamis, perubahan atau perkembangan, oleh karena itu pemakaian indikator pertumbuhan ekonomi biasanya akan dilihat dalam kurun waktu tertentu, misalnya selama periode tertentu (dekade), tetapi dapat pula secara tahunan. Disamping pertumbuhan ekonomi dilihat secara parsial, pertumbuhan ekonomi juga dapat dilihat dari rasio perubahan PDRB terhadap indikator ekonomi yang lain, misalnya jumlah penduduk atau biasa disebut dengan pertumbuhan pendapatan per kapita.
Peningkatan pendapatan per kapita tidak terlepas dari peningkatan pertumbuhan PDRB/PDB. Untuk menghitung laju pertumbuhan ekonomi digunakan rumusan sebagai berikut:
1.Cara tahunan
PDB = PDBx - PDBx-1 x 100%
PDBx-1
Keterangan:
PDBx = Laju pertumbuhan ekonomi (Rate Of Growth)
x = Tahun tertentu
x-1 = Tahun sebelumnya
PDB = Produk Domesti Bruto
2. Cara rata-rata setiap tahun
r = n-1 tn x 100%
to
Keterangan:
r = Laju pertumbuhan ekonomi rata-rata setiap tahun
n = Jumlah tahun (dihitung mulai dengan sampai dengan)
tn = Tahun terakhir periode
to = Tahun awal periode
Dari perhitungan pertumbuhan ekonomi di atas, maka dapat diketahui nilai pendapatan per kapita. Untuk menghitung nilai pendapatan per kapita digunakan rumusan sebagai berikut (H.G.Suseno T.W, 2000: 80):
Pendapatan Per Kapita = PDRB/ Jumlah Penduduk
Kenaikan pendapatan per kapita merupakan ukuran yang masih bersifat makro perekonomian, karena belum tentu kenaikan pendapatan per kapita akan diikuti dengan distribusi pendapatan yang merata di dalam masyarakat. Akan tetapi, kenaikan pendapatan per kapita dapat memberikan gambaran mengenai kondisi kesejahteraan masyarakat (Sadono Sukirno, 2000: 69).
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi. Karena penduduk bertambah terus, maka dibutuhkan penambahan pendapatan setiap tahun. Oleh karena itu kenaikan pendapatan nasional/daerah harus mencerminkan kenaikan pendapatan per kapita. Hal ini hanya bisa di dapat lewat peningkatan output agregat (barang dan jasa) atau PDB/PDRB, dan disertai penurunan jumlah penduduk secara relatif setiap tahun. Jadi, dalam pengertian ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi adalah penambahan, dan bila diikuti dengan penurunan jumlah penduduk secara relatif maka hal itu berarti meningkatkan pendapatan per kapita (Tulus T.H Tambunan, 2000: 2).
Pengertian pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan dalam nilai PDRB tanpa memandang apakan kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk. Dalam penggunaan yang lebih umum, istilah pertumbuhan ekonomi biasanya digunakan untuk menyatakan kegiatan perekonomian di negara maju (Sadono Sukirno, 1985: 14).
Lebih lanjut pertumbuhan ekonomi merupakan perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang berlaku dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu, untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi harus diperbandingkan pendapatan nasional yang merujuk pada PDRB dari tahun ke tahun. Dalam membandingkannya, perlu disadari bahwa perubahan nilai pendapatan nasional yang PDB dari tahun ke tahun dipengaruhi oleh faktor perubahan dalam tingkat kegiatan ekonomi dan perubahan harga-harga. (Sadono Sukirno 1985: 19).
Berkaitan dengan perdapatan per kapita, Simon Kuznets memberikan pengertian yang cukup rinci mengenai pertumbuhan ekonomi terhadap peningkatan pendapatan per kapita. Menurut Kuznets, pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas kegiatan perekonomian dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas kegiatan perekonomian itu sendiri ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian teknologi, institusioanl (kelembagaan), dan ideologi terhadap berbagai tuntunan atas kondisi yang ada. Dalam definisi yang diungkapkan oleh Kuznets terdapat tiga komponen pokok yaitu:
1.Kenaikkan output secara berkesinambungan adalah manifestasi atau perwujudan dari apa yang disebut sebagai pertumbuhan ekonomi, sedangkan kemampuan menyediakan berbagai jenis itu sendiri merupakan tanda kematangan ekonomi suatu negara.
2.Perkembangan teknologi merupakan dasar atau prakondisi bagi berlangsungnya suatu pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan, ini adalah suatu kondisi yang sangat diperlukan akan tetapi tidak cukup itu saja, namun masih dibutuhkan faktor-faktor yang lain.
3.Untuk mewujudkan potensi pertumbuhan yang terkandung di dalam teknologi baru, maka perlu diadakan serangkaian penyesuaian kelembagaan, sikap dan ideologi (Michael P Todaro, 2000: 430).
Di akhir analisanya, Kuznets mengemukakan enam karakteristik atau ciri dari proses pertumbuhan ekonomi yang dapat ditemui dihampir semua negara. Keenam karakteristik tersebut adalah: (1) tingkat pertumbuhan output dan pertumbuhan penduduk yang tinggi; (2) tingkat kenaikan total produktivitas yang tinggi; (3) tingkat transformasi structural ekonomi yang tinggi; (4) tingkat transformasi sosial dan ideologi yang tinggi; (5) adanya kecendrungan perekonomian di negara maju atau berkembang, berusaha merambah bagian-bagian dunia lain sebagai daerah pemasaran dan sumber bahan baku; dan (6) terbatasnya penyebaran pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai sekitar sepertiga bagian penduduk dunia (Michael P Todaro, 2000: 431).
Berdasarkan beberapa uraian dari beberapa ahli maka dapat dikatakan bahwa konsep pertumbuhan ekonomi dalam prosesnya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Sekurang-kurangnya ada tiga faktor yang mempengaruhi nilai pendapatan per kapita Ketiga faktor tersebut adalah: (1) akumulasi modal yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik dan modal, serta sumber daya manusia; (2) pertumbuhan penduduk yang beberapa tahun selanjutnya akan memperbanyak jumlah angkatan kerja; dan (3) kemajuan teknologi (Michael P Todaro, 2000: 231).
Kenaikan pendapatan per kapita menunjukkan adanya peningkatan dalam hal: (1) perekonomian rumah tangga konsumsi; (2) kemampuan dalam meningkatkan tabungan; (3) meningkatkan kemampuan dalam berpartisipasi dalam pembangunan. (Musgrave, 2000: 95).
Wednesday, 23 March 2016
CARA BUDIDAYA JAMUR TIRAM
JAMUR TIRAM
I. PENDAHULUAN
Jamur merupakan organisme yang mudah dijumpai dan banyak terdapat di alam bebas, terutama pada musim hujan. Di Negara Jepang, China dan Perancis jamur sering didapati pada menu mereka. Jamur yang dapat dikonsumsi mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi. Kandungan protein jamur rata-rata 19 – 35%, kandungan lemak 8 – 25%, karbohidrat 50 – 70%, dan nilai kalorinya antara 300 – 392%. Sedangkan vitamin yang terdapat dalam jamur antara lain, vitamin B1, B2, Neasin, Biotin, dan vitamin C. Kandungan mineral jamur terdiri dari K, P, Na, Mg, dan Cu.
pengamatan mengenai pertumbuhan jamur yang dapat dimakan, secara alami tumbuh pada hasil penguraian bahan organik. Jamur tiram dapat ditumbuhkan pada media kompos serbuk gergaji kayu. Miselium dan tubuh buahnya tumbuh dan berkembang baik pada suhu 25-39 derajat celcius. Agar bakal tubuh buah terbentuk biasanya dibutuhkan kejutan fisik seperti perubahan suhu, cahaya, tingkat CO2, kelembaban relatif udara, oleh karena itu susunan tinggi kompos kurang dari 25 cm dan log jamur tidak lebih dari 25 kg. Selama pembentukan tubuh buah, beberapa jamur sensitif terhadap tingkat CO2 yang tinggi, sehingga tubuh buah yang terbentuk akan memiliki tangkai yang panjang dan tudung yang kecil. Faktor cahaya sangat menentukan pembentukan tubuh buah. Beberapa jamur akan membentuk tubuh buah jika kekurangan cahaya. Untuk pembentukan tubuh buahnya diperlukan 8 jam penyinaran cahaya, namun yang tumbuh tanpa cahaya akan membentuk struktur seperti koral dengan banyak tangkai yang bercabang.
Saat ini banyak ahli yang telah melakukan explorasi jamur liar, untuk dapat dikonsumsi manusia dan melakukan uji budidaya jamur. Dengan dibudidayakannya jamur diharapkan dapat meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat.
II. TEKNIS BUDIDAYA JAMUR TIRAM
Ada teknologi yang cukup praktis untuk budidaya jamur tiram Pleurotus spp, yakni tahapan membuat media bibit induk (spawn) dan tahanan memproduksi jamur tiramnya.
Pada tahapan membuat media bibit induk ada 10 langkah yang perlu dilakukan.
Pertama, bahan medianya yang berupa biji-bijian atau campuran serbuk gergajian albusia (SKG) ditambah biji millet 1 (42%) : 1 (42%). Bahan baku ini adalah yang terbaik.
Langkah kedua, bahan baku dicuci dan direbus selama 30 menit menggunakan pressure cooker atau panci.
Langkah ketiga, bahan baku tersebut ditiriskan dengan ayakan. Tambahkan 1% kapur (CaCl3), 1% gypsum (CaSO4), vitamin B kompleks (sangat sedikit) dan atau 15 persen bekatul. Kadar air 45-60 % dengan penambahan air sedikit dan pH 7.
Langkah keempat, bahan baku tersebut lalu didistribusikan ke dalam baglog polipropilen atau botol susu atau botol jam pada hari itu juga. Perbotol diisi 50-60% media bibit, disumbat kapas/kapuk, dibalut kertas koran/alumunium foil.
Langkah kelima, sterilisasi dalam autoclav selama 2 jam atau pasteurisasi 8 jam pada hari itu juga. Temperatur autoclave 121 derajat C, tekanan 1 lb, selama 2 jam. Temperatur pasteurisasi 95 derajat C.
Langkah keenam, lakukan inokulasi dengan laminar flow satu hari kemudian. Setelah suhu media bibit turun sampai suhu kamar dilakukan inokulasi bibit asal biakan murni pada media PDA (sebanyak 2-3 koloni miselium per botol bibit).
Langkah ketujuh, inkubasi (pertumbuhan miselium 15-21 hari) pada ruang inkubasi/inkubator, suhu 22-28 derajat C.
Langkah kedelapan, botol atau baglog isi bibit dikocok setiap hari, dua hingga tiga kali. Hal ini dilakukan agar pertumbuhan miselium bibit jamur merata dan cepat serta media bibit tidak menggumpal/mengeras.
Langkah kesembilan, bibit induk dipenuhi miselium jamur dengan ciri pertumbuhan miselium jamur kompak dan merata.
Langkah terakhir, jamur tersebut digunakan sebagai inokulan/bibit induk/bibit sehat perbanyakan ke 1 dan ke 2. Bibit ini disimpan dalam lemari pendingin selama 1 tahun, bila tidak akan segera digunakan.
Tahap selanjutnya adalah memproduksi jamur tiram (Pleurotus spp).
Pertama, siapkan serbuk kayu gergajian albasia. Rendam selama 0-12 jam (bergantung pada spesies/strain serbuk kayu yang digunakan).
Langkah kedua, tiriskan sampai tidak ada air, pada hari itu juga dengan mengunakan saringan kawat atau ayakan kawat.
Langkah ketiga, membuat subtrat/media tumbuh, pada hari itu juga. Tambahkan 5-15 % bekatul atau polar (bergantung pada spesies/strain yang digunakan), 2% kapur (CaCO3), 2% gypsum (CaSO4) dan air bersih, diaduk merata, kadar air substrat 65%, pH 7.
Langkah keempat, distribusikan kedalam baglog polipropilen pada ahri itu juga. Padatkan dalam wadah tersebut, beri lubang bagian tengah, dipasang mulut cincin pralon, kemudian ditutup dengan kapas/kertas minyak.
Langkah kelima, sterilisasi/pasteurisasi, satu hari kemudian. Simpan dalam kamar uap atau kukus dalam drum dengan suhu media di dalam baglog 95-120 derajat C selama 1-3 kali 8 jam bergantung pada jumlah substrat yang akan di pasteurisasi.
Langkah keenam, inokulasi substrat dengan spawn di ruang inokulasi. Setelahsuhu baglog substrat turun sampai suhu kamar, inokulasikan bibit pada substrat dalam laminar flow. Bibit 10-15gr/kg substrat.
Langkah ketujuh, inkubasi baglog substrat (pertumbuhan miselium 15-30 hari). Rumah jamur/kubung/ruang inkubasi dijaga tetap kering dan bersih, suhu 22-28 derajat C tanpa cahaya.
Langkah kedelapan, baglog substrat dibuka cincin dibuka (7-15 hari kemudian). Cara membuka berbeda-beda, tergantung jenis jamur kayu yang digunakan.
Langkah kesembilan, baglog disusun di rak dalam rumah jamur (pertumbuhan jamur 10-15 hari kemudian, tumbuh pin head/bakal tumbuh buah). Bakal tumbuh buah tersebut disiram air bersih agar jamur tumbuh. Untuk jamur tiram, yang disiram rumah jamurnya. Untuk jamur kuping penyiraman langsung pada substrat sampai basah kuyup. Suhu rumah jamur 16-22 derajat C RH : 80-90 %.
Langkah terakhir panen jamur tiram/kuping. Panen kurang dari 9 kali dalam waktu kurang dari 1,5 bulan tergantung cara pemeliharaan/penyiraman jamur dan kebersihan kubung. Atau sisa panen 2-5 kali seminggu.
Faktor penting yang harus diperhatikan dalam budidaya jamur tiram ini adalah masalah higienis, aplikasi bibit unggul, teknlogi produksi bibit (kultur murni, bibit induk, bibit sebar), teknologi produksi media tumbuh/substrat dan pemeliharaan serta cara panen jamur tiram.
Makalah budidaya jamur
BUDIDAYA JAMUR
I. PENDAHULUAN
Jamur merupakan organisme yang mudah dijumpai dan banyak terdapat di alam bebas, terutama pada musim hujan. Di Negara Jepang, China dan Perancis jamur sering didapati pada menu mereka. Jamur yang dapat dikonsumsi mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi. Kandungan protein jamur rata-rata 19 – 35%, kandungan lemak 8 – 25%, karbohidrat 50 – 70%, dan nilai kalorinya antara 300 – 392%. Sedangkan vitamin yang terdapat dalam jamur antara lain, vitamin B1, B2, Neasin, Biotin, dan vitamin C. Kandungan mineral jamur terdiri dari K, P, Na, Mg, dan Cu.
Pengamatan mengenai pertumbuhan jamur yang dapat dimakan, secara alami tumbuh pada hasil penguraian bahan organik. Jamur tiram dapat ditumbuhkan pada media kompos serbuk gergaji kayu. Miselium dan tubuh buahnya tumbuh dan berkembang baik pada suhu 25-39 derajat celcius. Agar bakal tubuh buah terbentuk biasanya dibutuhkan kejutan fisik seperti perubahan suhu, cahaya, tingkat CO2, kelembaban relatif udara, oleh karena itu susunan tinggi kompos kurang dari 25 cm dan log jamur tidak lebih dari 25 kg. Selama pembentukan tubuh buah, beberapa jamur sensitif terhadap tingkat CO2 yang tinggi, sehingga tubuh buah yang terbentuk akan memiliki tangkai yang panjang dan tudung yang kecil. Faktor cahaya sangat menentukan pembentukan tubuh buah. Beberapa jamur akan membentuk tubuh buah jika kekurangan cahaya. Untuk pembentukan tubuh buahnya diperlukan 8 jam penyinaran cahaya, namun yang tumbuh tanpa cahaya akan membentuk struktur seperti koral dengan banyak tangkai yang bercabang.
Saat ini banyak ahli yang telah melakukan explorasi jamur liar, untuk dapat dikonsumsi manusia dan melakukan uji budidaya jamur. Dengan dibudidayakannya jamur diharapkan dapat meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat.
II. TEKNIK BUDIDAYA JAMUR
2.1. Pembibitan
2.1.1. Persyaratan Bibit
a.Bibit yang baik adalah bibit yang miseliumnya tumbuh merata keseluruh media tumbuh. Hindari bibit dengan miselium terlalu padat, atau terlalu tipis dan jarang.
b.Pertumbuhan miselium bibit tidak boleh menunjukan pertumbuhan yang bersifat sektoritas (pengelompokkan pertumbuhan miselium dalam media tumbuh)
c.Jangan gunakan bibit yang menampakkan tidak adanya pertumbuhan miselium pada beberapa bagian media tumbuh. Ini menujukkan bahwa bibit telah terkena kontaminasi.
d.Gunakan bibit jamur siap tanam yang baik kualitasnya tidak terlalu muda (tidak ada spora berwarna merah jambu) atau terlalu tua (umumnya bibit lebih dari 2 bulan)
e.Gunakan bibit siap tanam berumur lebih dari 2 minggu hingga 5 minggu setelah inokulasi.
f.Apabila kita membeli bibit, belilah bibit yang diketahui tanggal inokulasinya. Bibit berumur lebih dari 4 minggu setelah inokulasi (tanam) adalah bibit yang kadaluarsa.
g.Bibit siap tanam jamur merang tidak boleh disimpan dalam refrigator (lemari es) atau inkubator bertemperatur rendah.
h.Satu botol/kantong plastik bibit telah dibuka, maka seluruh bibit harus digunakan (untuk menghindari kontaminasi).
2.1.2. Penyiapan Bibit
a.Peralatan dan bahan yang diperlukan:
1.Kompor digunakan untuk sterilisasi.
2.Autoklaf: menyerupai alat perebus beras/penanak nasi dengan diberi tambahan alat manometer (alat pengukur besar tekanan uap) digunakan untuk tempat bahan yang disterilkan. Dalam hal ini bisa dipakai "dandang soblog" yaitu alat perebus /penanak nasi dari almunium.
3.pH meter untuk mengontrol keasaman bahan yang disterilkan (media bibit).
4.pH meter dan termometer untuk mengontrol suhu.
5.Bahan bahan yang diperlukan:
a.Untuk pembuatan biakan murni
- Tabung reaksi, berupa tabung gelas dengan penutup dari kapas
- Media agar (berasal dari rumput laut atau dibeli di toko)
- Sari buncis, taoge, katul dan gula
- Almari es untuk penyimpanan
b.Untuk pembuatan bahan starter I/II (bahan awal atau bahan dasar), dibutuhkan:
- Gandum (sorgum sp) atau cantel (sorgum vulgare) banyak digunakan karena murah.
- CaCO3 (kapur mati)
- Gips dan katul
c.Untuk pembuatan bahan spawning (bahan tanam), dipergunakan bahan seperti bahan starter, lebih murah bila medianya diganti dari merang atau dari jerami (bisa ditambah serbuk gergaji). Sebagai tempatnya, berupa botol bisa diganti dengan kantong plastik yang tebal.
b.Kamar genting atau laborat kecil. Arti mengenting pada botani tumbuhan tingkat tinggi ialah menyambung/okulasi, tetapi pada ilmu mikrobiologi meng-enting diartikan menumbuhkan suatu jasad (renik) ke dalam suatu media tertentu.
Sedangkan kontaminasi diartikan tumbuhnya suatu jasad (renik) pada suatu media tanpa kita kehendaki. Misalnya tumbuh Coprinus (jamur padi liar) atau penicilium pada media merang/cantel. Untuk mencegah kontaminasi, diperlukan suatu ruangan untuk menumbuhkan jasad, yang bebas dari jasad lain disebut kamar enting.
Kamar enting ini hendaknya khusus, bersih dan bebas dari jasad yang merugikan. Sehingga tiap kali kita akan meng-enting ruangan disemprot larutan formaldehyde 2-5%. Sedangkan manusianya yang meng-enting dan masuk ruangan, disemprot formalin dengan kadar lebih rendah, ataupun mandi dengan sabun pencuci hama (karbol).
Kamar enting dilengkapi dengan kamar tambahan untuk penyimpanan bibit, almari es dll, pada kamar tersebut dilengkapi peralatan laborat misalnya: rak bibit dan botol, meja dan kursi untuk tempat meng-enting dengan peralatannya, (misalnya pinset, pisau kecil, lap, bahan desinfektans dll).
Untuk tempat yang lebih sederhana, tempat meng-enting dibuat dari tempat yang lebih kecil, misalnya almari khusus (bak) asal tangan peng-enting dan botol serta medianya bisa masuk ke dalam ruangan kecil sehingga ruangan tersebut dapat dibersihkan dari semua jasad renik. Ruangan/almari khusus ditutup dari kelambu kain dan mendapat sinar/cahaya yang terang. Atau setiap kamar dijadikan kamar enting, asal bebas dari jasad yang tidak dihendaki, (bentuknya sangat kecil dan tidak terlihat oleh mata). Maka diperlukan obat pemberantas hama/penyakit, misalnya disinfektans (sublimat)
c.Pembuatan bibit
1.Secara sederhana, Jamur berkembang tidak hanya melalui spora, dari bagian lainpun bisa (tangkai/batang atau bagian tubuh lainnya). Ambilah jamur yang belum mekar dan iris halus-halus. Irisan itu dicampur abu sekam dengan perbandingan: jamur 3 bagian, abu sekam 6 bagian dan sekam 2 bagian. Campuran ditaruh di bak dan disirami sampai basah kemudian ditutup dengan daun pisang. Sesudah itu disimpan ditempat dingin dan bersih. Berhasil/tidak sistem ini tergantung bersihnya tempat serta ruangan yang digunakan sebagai tempat pembibitan.
2.Pembiakan secara mikrobiologis
a.Pembuatan biakan murni (biang). Untuk pembuatan biang diperlukan ketelitian, kebersihan dan bersifat ilmiah. Yang harus diperhatikan ialah: kebersihan pisaunya, jamur yang akan diiris bersih dari bakteri, meng-enting harus di kamar enting yang sudah disemprot desinfektan terlebih dahulu. Body jamur yang telah diiris di kamar entingkan ke dalam media 'agar' yang telah diberi adonan sari buncis dan taoge. Sari buncis dan taoge ini, dimaksudkan sebagai media yang mempunyai zat tumbuh untuk pengembangbiakan bakteri/mikro-organisme. Sebagai penentuan jumlah taoge, buncis (atau kalau diganti katul+gula) dan agarnya, bukanlah perbandingan beratnya, namun yang penting asal keasaman larutan tidak di bawah 7 (pH=7-7,2). Spora yang telah tumbuh dalam media (ditabung reaksi) tersebut, disebut biakan murni. Biakan murni dapat bertahan bertahun-tahun bila disimpan dalam almari es.
b.Pembuatan bahan starter I atau starter II. Untuk memperbanyak bibit dari biakan murni, dibuatlah bahan starter I/II, diperlukan bahan: cantel/gandum/jagung ditambah CaCO3 gips dan katul. Untuk pembuatan bahan starter I/II, pada hakekatnya sama dengan pembuatan bahan spawning (bahan tanam) hanya pada pembuatan bahan starter pengambilan bahan-bahannya diperhalus dan diperkecil.
c.Pembuatan bahan spawning Untuk membuat bahan spawning (starter) yang siap di enting maka diperlukan 2 kali sterilisasi bahannya.
Sterilisasi I: memanaskan bahan media yaitu cantell selama ½ jam dengan tekanan puncak 1,1 atm. Selama 5 menit. Merebusnya di tempat autoklaf, bila digunakan media gandum, tekanan puncak 1,1 atm selama 7 menit setelah bahan tersebut di tus (dituntaskan airnya) baru ditambah campuran: CaCO3 6% gips 2% dan katul 3%. Bila campuran bahan dan media telah dimasukan ke botol, bisa dilakukan sterilisasi yang ke II. Sterilisasi yang ke II ini berlangsung 2 1/2 jam, dan bila tekanan bisa meyakinkan 1,1 atm, lamanya cukup 1 jam saja. Botol yang disterilisaikan ke II ini, dimasukan ke dalam kamar enting dan bisa di entingkan dengan biakan murni, pada suhu 22-25 derajat C. bahan spawning bisa digunakan sebagai bahan penanaman setelah 2-3 minggu. Lama bibit dalam botol bisa bertahan 3 sampai 6 bulan, apabila makin lama setelah itu pertumbuhan akan kurang memuaskan.
3.Pembuatan bibit secara praktis. Dalam pembuatan bahan starter/bahan spawning sama seperti di atas, hanya bahan medianya ialah merang atau jerami. Sebagai campurannya, diambilkan dari bahan: CaCO3 dan katul, yang disebarkan secara merata ke media merang yang telah disterilisasi (II). Jumlah bahan juga tidak mementingkan perbandingan beratnya. Tetapi kadar keasamannya, berkisar pH 7-7,2. Bibit jamur merang siap tanam dapat diperoleh di: a) Aderis Saragih: Perpustakaan Agronomi IPB . Jl. Raya Pajajaran Bogor, b) P. Suhardiman: SFMA Ag-B1, Tromol Pos 5 Parung Kuda, Bogor.
2.1.3 Media Tumbuh Bibit
Bibit jamur adalah bakal jamur, baik bibit induk atau bibit siap tanam. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah media tumbuh.
Umumnya limbah pertanian, baik secara manunggal atau kombinasi sari dua atau lebih macam bahan dapat digunakan sebagai media tumbuh bbit jamur atau jamur itu sendiri misalnya:
1. Potongan jerami, tulang daun tembakau
2. Serbuk gergaji
3. Daun eceng gondok
3. Biji-bijian sareal
5. Daun teh yang telah dipakai
6. Limbah kapas kulit atau pulp kapas
7. Daun lamtoro
8. Dedak
9. Daun pisang
2.1.4. Pemeliharaan Bibit
a.Fasilitas dan peralatan sterilisasi harus dalam kondisi steril mungkin untuk mengindari atau mengurangi kontaminasi fungi atau bakteri.
b.Bibit jamur dapat disimpan dalam refrigator agar terhambat pertumbuhannya untuk sementara. Namun sebelum digunakan atau langsung ditanam bibit harus diinkubasikan (disimpan) dalam temperatur ruangan yang mengembalikan sifat aktif pertumbuhannya
c.Penyimpanan atau inkubasi bibit setelah inokulasi dalam temperatur ruangan tidak boleh lebih dari 5 minggu.
d.Bibit siap tanam untuk jamur merang tidak boleh disimpan dalam refrigator atau inkubator bertemperatur rendah.
e.Penggunaan bibit yang kadaluarsa (umur bibit lebih dari 5 minggu setelah inokulasi.) tidak akan menghasilkan produksi yang baik.
2.1.5. Kuantitas Bibit
Umumnya bibit yang diperlukan untuk budidaya jamur merang adalah 2 botol bibit dalam substrat (botol 500 cc) atau 2 kantong plastik untuk menanami 1 m2 media jerami dengan 5 lapisan (cara tradisional) dengan cara ini dapat diperoleh 2-3 jamur merang (stadia telur dan satu stadia perpanjangan)
2.2. Pengolahan Media Tanam
2.2.1 Cara Tradisional (di luar kumbung)
a.Persiapan
Media yang umumnya digunakan untuk membudidayakan atau menanam Jamur Merang adalah jerami. Akan tetapi jamur ini dapat pula tumbuh pada limbah kapas, sorgum, gandum, jagung, tembakau limbah sayuran, ampas tebu, sabut kelapa, daun pisang, eceng gondok, ampas sagu, serbuk gergaji dsb. Untuk budidaya Jamur Merang di luar kumbung, jerami masih merupakan media utama yang lebih banyak digunakan.
b.Pembukaan lahan. Tanah yang akan digunakan untuk menanam jamur harus dibajak dan digenangi selama 2 hari untuk mematikan cacing tanah dan serangga penggangu yang hidup dalam tanah. Kemudian air dikeringkan. Setelah tanah cukup kering, dibuat barisan dasar tanggul-tanggul (tanah yang ditinggikan). Setiap dasar tanggul harus mempunyai lebar 45 atau 90 cm, panjang 2-3 m, dan tinggi 15 cm. Bagian tengah tangggul agak lebih tinggi untuk memudahkan drainasi pertanggul. Permukaan tanggul harus rata tidak bergelombang. Jarak satu tanggul ke tanggul lain 45 cm. Selain untuk memudahkan pemeliharaan, kontrol dan panen, tempat antar tanggul juga berfungsi sebagai parit bila dialiri air. Sehingga memudahkan pengairan bedengan jika diperlukan. Arah dasar tanggul harus diatur hingga mengarah ke barat-timur, sehingga cahaya matahari yang diterima oleh bedengan seragam dan dapat mempertahankan yang sama pada sisi-sisi sepanjang bedengan tempat tubuh buah jamur akan tumbuh.
c.Perendaman dan pemupukan jerami untuk pengomposan. Bila menggunakan jerami, ikat jerami seberat ± 1.828 g menjadi satu ikatan. Tanpa melepas ikatan, ikatan yang kering ini direndam dalam air, setelah lapisan pertama tersusun, siram ikatan tersebut dengan air atau dengan larutan ± 46 dedak dengan 4 galon residu desteril. Campuran ini cukup untuk ±183 kg jerami kering (1 galon ±4,5 liter). Setelah lapisan pertama selesai disirami larutan campuran, susun lapisan ikatan jerami tersebut harus dipres atau ditekan sekuat-kuatnya sewaktu disusun. Kemudian diselubungi dengan lembaran plastik untuk menjaga agar kelembaban tetap tinggi. Pengomposan dilakukan selam 3-4 hari bergantung pada cuaca. Temperatur dalam lap jerami akan naik beberapa jam setelah penimbunan, dalam 24 jam pengomposan mungkin akan mencapai temperatur setinggi 48-50 derajat C. tiga hari setelah jerami melunak dan warnanya menjadi kecoklatan, temperatur akan mencapai 46 derajat C. pada suhu tersebut organisme penggagu biasanya telah mati terutama pora coprinus yang berasal dari udara.
d.Pembuatan bedengan jerami pada dasar tanggul. Kira-kira 2.742 gram jerami yang telah difermentasikan diikat. Sebelumnya peras jerami tersebut kemudian atur untuk menjadi satu ikatan dengan panjang ± 45 cm dan diameter ± 10cm. Kedua ujung ikatan harus diratakan (dipotong dengan pisau dasar atau gunting besar), kemudian ikat pada 2/3 bagian dari ujung jerami. Setelah jerami terikat erat kemudian atur dalam dua baris pada dasar tanggul. Tanggul yang merupakan tanah yang ditinggikan dapat dibuat yang disemua atau diberi alas bambu, atau kayu atau batu. Tujuan membasahi dasar tanggul ialah agar tanah atau dasar tanggul tidak menyerap air dari ikatan fermentasi jerami. Untuk satu lapisan dibutuhkan 40 sampai 50 ikatan jerami yang terikat erat. Ikatan harus kuat benar sehingga waktu disusun akan membentuk ruang antara dua ikatan untuk aerasi yang dapat mencegah terjadinya kelebihan air. Dalam satu bedengan dapat disusun 5 lapisan. Bila jerami telah terikat kuat dalam bundel, maka udara tidak dapat masuk ke dalam ikatan atau bundel sehingga proses pelapukan dapat diperlambat dengan demikian suplai hara dapat diperpanjang untuk periode yang lebih panjang. Budidaya jamur dengan cara ini akan memperpanjang masa panen.
2.2.2. Cara Modern (dalam kumbung)
a.Persiapan
Bahan yang digunakan sebagi media tumbuh untuk menanam jamur dengan cara modern/semi modern dapat bermacam-macam. Bahan yang biasa digunakan dan memberikan hasil produksi tinggi adalaah limbah kapas dan jerami padi. Limbah kapas merupakan zat pembakar untuk membakar, sedangkan jerami merupakan bahan untuk pelapukan. Jerami yang digunakan merupakan jerami segar seperti halnya yang digunakan dalam budidaya jamur di luar kumbung. Jerami dapat dipotong-potong atau tidak, sedangkan limbah kapas yang digunakan merupakan limbah kapas dari pabrik pemintalan.
b.Fermentasi media tumbuh. Media tumbuh yang digunakan merupakan campuran limbah kapas dan jerami dengan perbandingan 2:1 atau 1:1 dan 3-4% kapur pertanian. Bahan ini dicampur merata, dan direndam dalam air selama 2-3 jam atau 24 jam, kemudian diperas dan ditumpukan pada ruangan dengan dasar lantai/semen membentuk timbunan dengan ukuran 1,5x1,5x1,5 m3. Kemudian timbunan ini ditutup dengan selubung plastik dan dibiarkan untuk fermentasi selama 2-4 hari. Untuk yang hanya menggunakan kompos jerami sebagai media tumbuh. Dalam hal ini jerami yang direndam diberi 1% kapur pertanian dan 1% urea dan difermentasi selama 6 hari. Setiap hari timbunan jerami harus dibalik. Sebelum diletakan dalam rak-rak bedengan, kompos jerami ini ditambah 10% dedak, 1% superfosfat dan 1% kapur pertanian. Kompos jerami ini dapat digunakan dengan diberi lapisan lebah kapas atau eceng gondok kering yang telah direndam dan di fermentasi pada waktu membuat lapisan media tumbuh dalam rak-rak bedengan.
c.Pembentukan kumbung. Kumbung dapat dapat dibuat dengan rangka besi dan dinding plastik, rangka bambu dengan dinding nipah/gibig dan atap plastik, atau bangunan batu yang permanen. Ukuran yang ideal adalah lebar 4 m, panjang 6 m dan tinggi 2,5 m. kumbung yang digunakan terdiri dari dua baris rak bedengan dari kawat atau bambu dengan rangka besi atau kayu. Satu baris terdiri dari 3-5 tingkat rak bedengan. Kumbungan ini harus dilengkapi dengan jendela dan atau electrik blower untuk sirkulasi udara, juga lampu (50 foot candle) yang dapat dipindah-pindah atau dicabut bila sedang dilakukan pasteurisasi, dan dipasang pada waktu pembentukan tubuh buah. Lampu TL day light 60 watt sebanyak 2 buah dan 2 heater bisa untuk menjaga temperatur ruangan +28 derajat C.
Lantai kumbung harus disemen untuk menjaga kebersihan, dan seluruh kumbung harus dapat tertutup rapat untuk pemanasan uap dan sterilisasi.
d.Pembangkit uap. Pembangkit uap dapat dilakukan dengan menggunakan 2 buah tangki (200 L) yang disambung dengan pipa bambu dan paralon ke dalam kumbung. Tangki berisi air diletakan dengan cara dibaringkan di atas tungku di luar kumbung, kemudian disambung dengan pipa bambu (yang melekat pada tangki) dan pipa paralon yang tebal ke dalam kumbung. Di dalam kumbung, pipa ini berlubang lubang untuk mengeluarkan uap air panas yang berasal dari air dalam tangki yang dididihkan. Ukuran pipa paralon adalah 2-3 cm. Pipa paralon diletakan di atas dasar kumbung ditengah-tengah ruangan, dan setiap meternya diberi lubang 8 buah untuk mengeluarkan uap panas. Isi air tangki (kapasitas 200 L) yang dihubungkan dengan pipa bambu cukup untuk memberi uap panas dalam kumbung yang berukuran 4x6x2,5 cm.
e.Pengisian media dan pasteurisasi . Setelah fermentasi media selam 2-4 hari, bahan kompos kemudian dimasukan ke dalam rak-rak bedengan setinggi 15-20 cm. Kemudian uap panas dimasukan ke dalam kumbung melalui pipa untuk mencapai temperatur 70 derajat C selama 2-4 jam. Setelah pasteurisasi, biarkan udara segar masuk dan temperatur turun hingga mencapai 30-50 derajat C. biasanya penurunan temperatur memakan waktu ±24 jam.
2.3. Teknik Penanaman
2.3.1. Cara Tradisional (di luar kumbung)
a.Penentuan pola tanam. Bibit jamur diletakan pada jarak ±7,5 cm dari sisi bedengan. Jarak bibit satu dengan yang lainnya adalah 10-15 cm.
b.Cara penanaman. Jumlah bibit yang diperlukan untuk satu bedengan kira-kira 6 botol (±500-750 gram) bibit. Sebelum penanaman bibit, basahi lapisan jerami dengan menggunakan sprayer (semprotan tangan). Setelah peletakan bibit selubungi bedengan dengan plastik untuk mencegah sinar matahari langsung dan penguapan. Selubung plastik sekali-kali dibuka untuk mengatur sirkulasi, udara dan cahaya, karena jamur merang membutuhkan udara dan sedikit cahaya untuk pembentukan tubuh buah. Selama pembentukan tubuh buah, selubung plastik dibuka kecuali kalau hujan. Air hujan akan merusak miselia dan tubuh buah jamur. Begitu hujan berhenti selubung plastik harus dibuka untuk mencegah akumulasi panas atau kelembaban dalam bedengan.
2.3.2. Cara Modern (dalam kumbung)
Setelah temperatur turun menjadi 30-35 derajat C, 8-12 jam kemudian bedengan dalam rak-rak siap untuk ditanami bibit. Bibit yang diperlukan 1-6% dari berat basah media, tergantung pada starin bibit. Bibit yang digunakan sudah dipisahkan, tidak berupa gumpalan lagi. Bibit tersebut disebarkan diseluruh permukaan kompos. Untuk rak bedengan dengan panjang 3 meter dan lebar 1 meter dibutuhkan 4-6 botol bibit berkapasitas 500 cc. Setelah peletakan bibit, tutup jendela dan pintu selam 3 hari. Usahakan agar temperatur dalam ruangan dipertahankan untuk memberi kesempatan miselium tumbuh dan berpenetrasi keseluruh kompos media tumbuh.besarnya temperatur ini sebenarnya sangat tergantung pada starin jamur yang digunakan. Namun umumnya jamur yang ada di Indonesia tumbuh baik pada temperatur 30-35 derajat C. selubung plastik dapat juga digunakan untuk menaikan temperatur. Delapan hari setelah peletakan bibit, introduksikan atau masukan cahaya untuk mempercepat pembentukan primodia dari jamur. Begitu primodia terbentuk, sirkulasi udara segar perlu dimulai untuk mempercepat perkembangan tubuh buah jamur.
2.4. Pemeliharaan Tanaman
2.4.1 Cara Tradisional (di luar kumbung)
a.Pemupukan
Untuk setiap bedeng, dua hingga tiga sendok urea yang dilarutkan dalam air dapat disemprotkan ke primodia jamur. Kompos atau bibit terkontaminasi harus di musnahkan (dibakar).
b.Pengairan dan penyiraman. Tidak dianjurkan penyemprotan insektisida kecuali pada permulaan periode pembuatan bedeng terutama bila pembuatan bedeng yang kedua kalinya. Azodrin dan Malathion dapat digunakan, tetapi tidak disemprotkan langsung pada periode pengembangan buah.
c.Pemeliharaan lain
1.Selubung plastik digunakan untuk menitupi bedengan hingga 5-6 hari pertama setelah peletakan bibit. Selain untuk mencegah masuknya sinar matahari langsung juga untuk membuat temperatur dalam dedengan sekitar 30-50 derajat C juga kelembaban dipertahankan sehingga penyiraman pada bedengan tidak diperlukan hingga 10 hari telah peletakan bibit.
2.Parit disekitar disekitar bedengan dapat diisi air untuk menjaga kelembaban tinggi (>80%) juga untuk mencegah merayapnya serangga ke tanggul bedengan.
3.Selama pembentukan tubuh buah, penyiraman air agar dengan sprayer tidak boleh dilakukan.
2.4.2. Cara Modern (dalam kumbung)
a.Pengairan dan penyiraman
1.Semprotkan air dengan sprayer pada permukaan rak bedengan.
2.Campurkan urea pada air yang disemprotkan (2-3 sendok makan urea ke dalam 20 liter air) hali ini dilakukan bila bedengan kering.
b.Pemeliharaan lain
1.Usahakan suhu bisa mencapai 30-35 derajat C, sedangkan kelembaban berkisar 80-90%
2.Membuang jamur-jamur liar, terutama jenis coprinus. Bila tumbuh bibit penyakit, kompos yang terkena harus dibuang.
2.5. Hama dan Penyakit
2.5.1. Hama
a.Tikus
Pengendalian: dengan memberi umpan yang di bubuhi racun (phiosphit) atau kleratfam
b.Serangga/kutu dan kecoa. Pengendalian: ruangan shed di semprot dengan formalin 0,1-0,2%
2.5.2. Penyakit
a.Corpinus
Jamur padi liar, tumbuhnya berkelompok dan biasanya lebih cepat tumbuh dari pada jamur merangnya.
b.Penicilium
Jamur penisilin, warnanya hijau menempel pada jerami dan bisa mengalahkan mycelium jamur merang. Penyebab: tidak dijalankannya pasteurisasi; jalannya pasteurisasi kurang sempurna; kontaminasi baik dari alat -alat, rak-rak shed, bibit yang kurang bersih. Pengendalian: (1) preventif: shed sebelum dimasuki kompos terlebih dahulu disemprot dengan kadar 2-3% atau shed kosong, terlebih dahulu dipasteurisasi sampai temperatur 60-70 derajat C; menjaga kebersihan alat-alat fisik manusia, bibit dll; usahakan pasturisasi berjalan sempurna. (2) curatif: kompos yang terken serangan (penicilium) di pisahkan dan dibuang; untuk coprinus selalu di usahakan dicabut dan dibuang.
2.6. Panen
2.6.1. Cara Tradisional (di luar kumbung)
a.Ciri umum panen
1.8-10 hari setelah peletakan bibit, primodia atau tubuh buah jamur berwarna putih mulai nampak
2.Buka selubung plastik beberapa menit untuk pertukaran udara, jangan sirami lagi.
3.Dua sampai tiga hari setelah primodia terbentuk , jamur siap panen
b.Cara panen. Panen Jamur Merang hendaknya dilakukan pada stadia kancing, sebelum stadia perpanjangan. Jamur harus dipetik dua kali perhari (tiap pagi hari) selama tiga hari. Sering tubuh buah jamur yang terbentuk tidak dalam stadia yang seragam. Oleh karena itu pemetikan jamur harus hati-hati jangan sampai merusak jamur yang masih dalam stadia kepala jamur, atau kancing kecil.
c.Periode panen masa panen pertama (selama 3 (tiga) hari) akan diikuti masa panen kedua setelah periode istirahat selama 5-7 hari. Hal ini berlangsung terus selama satu hingga dua bulan
d.Perkiraan produksi dengan cara budidaya jamur yang dikemukakan di atas dengan ukuran bedeng yang sama diperoleh ± 13,5 kg jamur stadia kancing (button)/45.700 kg jerami kering.
2.6.2. Cara Modern (dalam kumbung)
Panen jamur hendaknya dilakukan pada stadia kancing, sebelum stadia perpanjangan. Jamur harus dipetik 2 kali perhari selama 3 hari. Sering tubuh buah jamur yang terbentuk tidak dalam stadia yang seragam. Oleh karena itu pemetikan jamur harus hati-hati jangan sampai merusak jamur yang masih dalam stadia kepala jamur atau kancing kecil.
a.Periode panen masa panen pertama (selama tiga hari) diikuti masa panen kedua setelah periode istirahat selama 5-7 hari. Dalam dua kali periode panen dengan jarak 2 minggu, 25-40% produksi jamur yang diharapkan sudah dapat di panen.
b.Prakiraan produksi
1.Luas lahan 80 m2, jumlah kompos 25 kg/m2, hasil 120 kg, lama penanamn 14 hari
2.Luas lahan 25 m2, jumlah kompos 30 kg/m2, hasil 40kg, lama penanaman ±14 hari
3.luas lahan 80m2, jumlah kompos 30 kg/m2, hasil 400 kg, lama penanaman ±14 hari
Bila pasterisasi berjalan sempurna, maka per m2 bisa mencapai 2,5 kg per m2 luas tanaman
2.7. Pascapanen
2.7.1. Penyimpanan
Jamur Merang alangkah baiknya, apabila pada pagi hari selesai terpetik, langsung terjual atau terkonsumsi. Namun apabila masih tertunda 1 hari satu malam, bisa direndam dalam bak yang berisi air bersih, semakin lama perendamannya, kualitas jamur segarnya menurun.
a.Pembungkusan
Beberapa cara memperpanjang daya tahan jamur merang adalah sebagai berikut:
1.bungkus dalam cheese cloth (kain batis) kemudian simpan dalam refrigator pada temperatur 15 derajat C.
2.dikemas dalam styrofoam chest dengan meletakan es pada dasar kotak styrofoam
3.dikemas dalam wadah datar yang dialasi daun pisang.
Stadia kancing dari Jamur Merang untuk dapat bertahan dalam keadaan segar selam 4 hari, temperatur paling tidak harus 15 derajat C dengan kelembaban udara yang tinggi, pada temperatur 5 derajat C akan terjadi"chilling injuri" sedang pada temperatur 20 derajat C jamur cepat membusuk. Temperatur 15 derajat C dengan kelembaban yang tinggi diperoleh dengan cara pengemasan Jamur Merang dalam styrofoam cooler yang diberi es pada dasarnya.
b.Pengalengan
Pada prinsipnya, pengalengan jamur terdiri dari 3 cara yaitu:
1.Perebusan/ pemanasan jamur segar, baik yang utuh atau yang telah dirajang.
2.Memasukan jamur dalam kaleng ditambah obat pengawet, misalnya garam dan asam nitrat atau vitamin C
3.Sterilisasi jamur yang telah dikalengkan dengan suhu 90 derajat C selama 2 jam.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengalengan jamur:
4.Sebelum direbus, jamur harus bersih benar, agar tidak tercemar oleh microorganisme.
5.Untuk jamur yang hampir mekar, sebaiknya dirajang terlebih dahulu, demikian pula dengan jamur yang agak rusak.
6.Sterilisasi yang kedua, yaitu setelah jamur dikalengkan. Bisa diulang kembali direbus, pada alat perebus yang khusus misalnya autoklaf. Pada alat perebus ini, tekanan atmosfer dapat diusahakan mencapai 1,1 atm, sebelum disterilkan kaleng ditutup rapat.
7.Perlu diadakan pemeriksaan setelah 1-2 minggu. Kaleng yang cembung atau bocor berati tidak dapat bertahan lama.
c.Penyimpanan dengan cara pengasapan. Hasil jamur yang dipetik, dicuci dan direbus/dikukus dengan maksud kadar air dalam jamur berkurang dan proses pembusukan terhenti karena terhentinya keaktifan bakteri pembusuk untuk mengurangi kadar air lebih lanjut, setelah di tus (dituntaskan airnya) jamur tersebut diletakan dalam anyaman bambu/rigen/tampah dan dijemur. Bila cuaca sudah memungkinkan (terutama senja-malam, pagi hari) bisa dilakukan pengasapan. Metode pengasapan, bisa dipakai seperti pengasapan tembakau yaitu dengan membuat para-para di atas dapur. Bagi produksi yang cukup besar pengawetan dengan cara pengasapan sebaiknya dicoba dengan menggunakan rigen yang diletakkan pada bambu gelondongan yang bisa digerakan memungkinkan pengasapan berjalan sempurna dan merata. Para-para semuanya bisa terbuat dari bambu. Bahan bakarnya digunakan kayu, jerami ataupun rumput-rumputan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatiakan supaya hasil pengasapan baik, antara lain:
1.Perebusan cukup 15-30 menit dalam air mendidih dan tambahkan bumbu-bumbu penyedap, misal garam, asam citrat.
2.Peralatan yang digunakan jaga kebersihannya.
3.Pengeringan pada sinar matahari harus cepat jangan sampai terlambat, agar warna tidak berubah jadi kehitaman.
4.Pengasapan dilakukan, bila cuaca tidak memungkinkan berlangsungnya proses pengeringan (terutama waktu senja-malam, pagi hari), sehingga jamur akan terhindar dari bakteri pembusuk.
5.Jamur yang sudah mengalami pembusukan (warna menghitam, busuk) harus segera dibuang untuk menghindari penularannya.
6.Hasil jamur setelah pengasapan dimasukan dalam kantong plastik atau stoples yang bersih
2.7.2. Penanganan Lain
a.Pengeringan
1.Sebelum dikeringkan jamur merang stadia kancing dibelah secara memanjang
2.Keringkan di bawah sinar matahari
3.Dilakukan dengan udara panas atau pengeringan dalam oven pada suhu 40 derajat C.
4.Periode waktu yang dibutuhkan 8 jam, jamur merang akan kehilangan 10% dari berat basah
5.Setelah kering bisa dibuat keripik atau rempeyek
b.Pickling (asinan) caranya: cuci dan blanching Jamur Merang selama 5 menit dalam air mendidih, segera tempatkan jamur tersebut dalam air dingin untuk mendinginkan. Pindahkan ke dalam stoples atau botol yang bermulut lebar, kemudian tambahkan larutan garam (22%garam), sedikit cuka, vitamin C atau asam citrat pada Jamur Merang untuk membuat warna segar dari jamur. Tutup wadah yang digunakan (tidak terlalu kuat) dan pasteurisasi selama satu jam. Dinginkan, kuatkan tutup botol.
c.Pasta Jamur caranya: keringkan jamur kemudian rendam dalam 40-50% larutan garam selama 10-15 menit, angkat Jamur Merang kemudian blender hingga berupa pasta. Letakkan di atas kain batis untuk mentiriskan cairan yang berlebihan. Cairan yang keluar masih dapat dimanfaatkan sebagai saus jamur. Setelah tiris, masukan pasta ke dalam botol bermulut lebar, kukus selama 1 jam, jamur siap dipasarkan.
CONTOH MAKALAH NEGARA KESATUAN DAN FEDERASI
Perbedaan Negara Kesatuan dan Negara Federasi
Negara Kesatuan
Negara ini juga disebut negara Unitaris. Ditinjau dari segi susunannya, negara kesatuan adalah negara yang tidak tersusun dari pada beberapa negara, seperti halnya dalam negara federasi, melainkan negara itu sifatnya tunggal, artinya hanya ada satu negara, tidak ada negara di dalam negara. jadi dengan demikian di dalam negara kesatuan itu juga hanya ada satu pemerintahan, yaitu pemerintahan pusat yang mempunyai kekuasaan atau wewenang tertinggi dalam segala lapangan pemerintahan. Pemerintahan pusat inilah yang pada tingkat terakhir dan tertinggi dapat memutuskan segala sesuatu di dalam negara tersebut.
Tetapi kadang-kadang di dalam negara kesatuan ini diadakan pembagian daerah, di mana dalam tiap-tiap daerah itu terdapat organisasi kenegaraan yang tegak sendiri. Pembagian daerah tersebut misalnya pembagian dalam daerah-daerah : Tingkat I, Tingkat II, Tingkat III, yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Dan yang pada tiap-tiap daerah tersebut mempunyai pemerintahan sendiri, yang di sebut pemerintah daerah. Tetapi kita harus ingat bahwa pemerintahan daerah ini tidak mempunyai kekuasaan atau wewenang yang tertinggi mengenai apapun dalam lapangan pemerintahan. karena dalam tingkat terakhir dan tertinggi putusan-putusan dalam lapangan pemerintahan itu yang wewenang mengadakan adalah pemerintahan pusat.
Negara kesatuan yang menyelenggarakan pembagian daerah seperti tersebut di atas disebut negara kesatuan yang didesentralisasikan. Sedangkan sebaliknya negara kesatuan yang tidak meyelenggarakan pembagian daerah disebut negara kesatuan yang disentralisasikan, tetapi negara biasanya juga mengadakan pembagian daerah dalam daerah-daerah administrasi.
Negara Federasi
Negara federasi adalah negara yang tersusun dari pada beberapa negara yang semula berdiri sendiri-sendiri, yang kemudian negara-negara itu mengadakan ikatan kerjasama yang efektif, tetapi di samping itu, negara-negara tersebut masing ingin memiliki wewenang-wewenang yang dapat di urus sendiri. Jadi di sini tidaklah semua urusan itu diserahkan kepada pemerintahan gabungannya, atau pemerintah federal, tetapi masih ada beberapa urusan tertentu yang tetap di urus sendiri. Biasanya yang diserahkanitu yaitu : urusan-urusan yang diserahkan oleh pemerintah negara-negara bagian. urusan itu diserahkan kepada pemerintahan gabungannya, atau pemerintah federal, tetapi masih ada beberapa urusan tertentu yang tetap di urus sendiri. Biasanya yang diserahkanitu yaitu : urusan-urusan yang diserahkan oleh pemerintah negara-negara bagian kepada pemerintahan federal, adalah urusan-urusan yang menyangkut kepentingan-kepentingan bersama dari pada semua negara-negara bagian tersebut, misalnya urusan keuangan, urusan angkutan bersenjata, urusan pertahanan dan sebagai semacam itu. Hal ini di maksudkan untuk menjaga sampai terjadi kesimpang-siuran, serta supaya ada kesatuan, karena itu adalah menentukan hidup-matinya negara tersebut.
Maka tepatlah kiranya kalau Dicy menggambarkan negara federasi itu sebagai suatu perakalan untuk mengadakan suatu peraduan antara kesatuan dan kekuatan nasional dengan pengertian bahwa negar-negara bagian itu masih tetap memiliki hak-haknya.
Seperti telah dikatakan di atas, bahwa negara federasi itu addalah negara yang terdiri atas penggabungan dari pada beberapa negara yang semula berdirisendiri. Oleh karena itu di dalam negara federasi tersebut kita dapat adanya dua macam pemerintahan yaitu,
1.Pemerintahan federal. Ini adalah yang merupakan pemerintahan gabungan-gabungannya, atau pemerintahan ikatannya, atau pemerintahan pusatnya.
2.Pemerintah negara bagian.
Jadi negara-negar itu yang semula berdiri sendiri, di dalam negara federasi tersebut bergabung menjadi satu ikatan, dengan maksud untuk mengadakan kerjasama antar negar-negara tersebut demi kepentingan mereka bersama, dan di samping itu masih ada kebebasan hak-hak kenegaraan dari pada negara-negara bagian itu sendiri.
Ikatan kerjasama itu dapat bersifat erat, tetapi dapat juga bersifat agak renggang, yang hampir menyerupai perjanjian multilateral. dan memang pada hakekatnya hubungan negara-negara di dalam negara federasi itu berdasarkan perjanjian saja, yang ada suatu waktu mungkin dapat di putuskan. Dan berdasarkan sifat hubungan ini, tegasnya sifat hubungan antara pemerintah negara federal dengan negara-negara bagian, maka negara federasi itu dapat di bedakan menjadi dua jenis, yaitu :
•Negara Serikat
•Perserikatan Negara.
BENTUK NEGARA
Bentuk negara ada dua macam yaitu negara kesatuan dan negara serikat. Bentuk negara kesatuan memiliki ciri - ciri sebagai berikut :
•Terdapat pemerintah pusat yang memiliki kedaulatan baik ke dalam maupun ke luar.
•Terdapat satu UUD yang berlaku untuk seluruh wilayah negara.
•Terdapat satu kepala negara atau pemerintahan.
•Terdapat satu badan perwakilan rakyat.
Sedangkan bentuk negara serikat merupakan negara yang terdiri dari beberapa negara bagian dengan satu pemerintah pusat yang memiliki kedaulatan. Namun tiap negara bagian punya kedaulatan ke dalam untuk mengatur wilayahnya masing - masing. Tiap negara bagian punya UUD sendiri, kepala negara, dan badan perwakilan. Kekuasaan pemerintah pusat menyangkut urusan luar negeri, pertahanan dan keamanan, keuangan, dan peradilan.
1. Kesatuan
Negara Kesatuan adalah negara bersusunan tunggal, yakni kekuasaan untuk mengatur seluruh daerahnya ada di tangan pemerintah pusat. Pemerintah pusat memegang kedaulatan sepenuhnya, baik ke dalam maupun ke luar. Hubungan antara pemerintah pusat dengan rakyat dan daerahnya dapat dijalankan secara langsung. Dalam negara kesatuan hanya ada satu konstitusi, satu kepala negara, satu dewan menteri (kabinet), dan satu parlemen. Demikian pula dengan pemerintahan, yaitu pemerintah pusatlah yang memegang wewenang tertinggi dalam segala aspek pemerintahan. Ciri utama negara kesatuan adalah supremasi parlemen pusat dan tiadanya badan-badan lain yang berdaulat. Negara kesatuan dapat dibedakan menjadi dua macam sistem, yaitu: Sentralisasi, dan Desentralisasi.
Dalam negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua hal diatur dan diurus oleh pemerintah pusat, sedangkan daerah hanya menjalankan perintah-perintah dan peraturan-peraturan dari pemerintah pusat. Daerah tidak berwewenang membuat peraturan-peraturan sendiri dan atau mengurus rumah tangganya sendiri.
Keuntungan sistem sentralisasi:
•adanya keseragaman (uniformitas) peraturan di seluruh wilayah negara;
•adanya kesederhanaan hukum, karena hanya ada satu lembaga yang berwenang membuatnya;
•penghasilan daerah dapat digunakan untuk kepentingan seluruh wilayah negara.
Kerugian sistem sentralisasi:
•bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga sering menghambat kelancaran jalannya pemerintahan;
•peraturan/ kebijakan dari pusat sering tidak sesuai dengan keadaan/ kebutuhan daerah;
•daerah-daerah lebih bersifat pasif, menunggu perintah dari pusat sehingga melemahkan sendi-sendi pemerintahan demokratis karena kurangnya inisiatif dari rakyat;
•rakyat di daerah kurang mendapatkan kesempatan untuk memikirkan dan bertanggung jawab tentang daerahnya;
•keputusan-keputusan pemerintah pusat sering terlambat.
Dalam negara kesatuan bersistem desentralisasi, daerah diberi kekuasaan untuk mengatur rumah tangganya sendiri (otonomi, swatantra). Untuk menampung aspirasi rakyat di daerah, terdapat parlemen daerah. Meskipun demikian, pemerintah pusat tetap memegang kekuasaan tertinggi.
Keuntungan sistem desentralisasi:
•pembangunan daerah akan berkembang sesuai dengan ciri khas daerah itu sendiri;
•peraturan dan kebijakan di daerah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah itu sendiri;
•tidak bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga pemerintahan dapat berjalan lancar;
•partisipasi dan tanggung jawab masyarakat terhadap daerahnya akan meningkat;
•penghematan biaya, karena sebagian ditanggung sendiri oleh daerah.
Sedangkan kerugian sistem desentralisasi adalah ketidakseragaman peraturan dan kebijakan serta kemajuan pembangunan.
2. Serikat
Suatu negara yang terdiri dari beberapa negara bagian yang tidak berdaulat sedang yang berdaulat adalah gabungan dari negara - negara bagian itu. Negara bagian diberi kekuasaan untuk membuat undang - undang sendiri yang tidak boleh bertentangan dengan UUD negara serikat tersebut.
Negara Serikat adalah negara bersusunan jamak, terdiri atas beberapa negara bagian yang masing-masing tidak berdaulat. Kendati negara-negara bagian boleh memiliki konstitusi sendiri, kepala negara sendiri, parlemen sendiri, dan kabinet sendiri, yang berdaulat dalam negara serikat adalah gabungan negara-negara bagian yang disebut negara federal.
Setiap negara bagian bebas melakukan tindakan ke dalam, asal tak bertentangan dengan konstitusi federal. Tindakan ke luar (hubungan dengan negara lain) hanya dapat dilakukan oleh pemerintah federal.
Ciri-ciri negara serikat/ federal:
1.tiap negara bagian memiliki kepala negara, parlemen, dewan menteri (kabinet) demi kepentingan negara bagian;
2.tiap negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri, tetapi tidak boleh bertentangan dengan konstitusi negara serikat;
3.hubungan antara pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diatur melalui negara bagian, kecuali dalam hal tertentu yang kewenangannya telah diserahkan secara langsung kepada pemerintah federal.
Dalam praktik kenegaraan, jarang dijumpai sebutan jabatan kepala negara bagian (lazimnya disebut gubernur negara bagian). Pembagian kekuasaan
1.hal-hal yang menyangkut kedudukan negara sebagai subyek hukum internasional, misalnya: masalah daerah, kewarganegaraan dan perwakilan diplomatik;
2.hal-hal yang mutlak mengenai keselamatan negara, pertahanan dan keamanan nasional, perang dan damai;
3.hal-hal tentang uang dan keuangan, beaya penyelenggaraan pemerintahan federal, misalnya: hal pajak, bea cukai, monopoli, matauang (moneter);
4.hal-hal tentang kepentingan bersama antarnegara bagian, misalnya: masalah pos, telekomunikasi, statistik.
Menurut C.F. Strong, yang membedakan negara serikat yang satu dengan yang lain adalah:
1.cara pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan pemerintah negara bagian;
2.badan yang berwenang untuk menyelesaikan perselisihan yang timbul antara pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian.
Berdasarkan kedua hal tersebut, lahirlah bermacam-macam negara serikat, antara lain:
1.negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah federal, dan kekuaasaan yang tidak terinci diserahkan kepada pemerintah negara bagian. Contoh negara serikat semacam itu antara lain: Amerika Serikat, Australia, RIS (1949);
2.negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah negara bagian, sedangkan sisanya diserahkan kepada pemerintah federal. Contoh: Kanada dan India;
3.negara serikat yang memberikan wewenang kepada mahkamah agung federal dalam menyelesaikan perselisihan di antara pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian. Contoh: Amerika Serikat dan Australia;
4.negara serikat yang memberikan kewenangan kepada parlemen federal dalam menyelesaikan perselisihan antara pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian. Contoh: Swiss.
Persamaan antara negara serikat dan negara kesatuan bersistem desentralisasi:
1) Pemerintah pusat sebagai pemegang kedaulatan ke luar;
2) Sama-sama memiliki hak mengatur daerah sendiri (otonomi).
Sedangkan perbedaannya adalah: mengenai asal-asul hak mengurus rumah tangga sendiri itu. Pada negara bagian, hak otonomi itu merupakan hak aslinya, sedangkan pada daerah otonom, hak itu diperoleh dari pemerintah pusat.
Negara kesatuan adalah negara berdaulat yang diselenggarakan sebagai satu kesatuan tunggal, di mana pemerintah pusat adalah yang tertinggi dan satuan-satuan subnasionalnya hanya menjalankan kekuasaan-kekuasaan yang dipilih olehpemerintah pusat untuk didelegasikan. Bentuk pemerintahan kesatuan diterapkan oleh banyak negara di dunia.
Negara kesatuan bertentangan dengan negara federal (federasi):
•Di negara kesatuan, satuan subnasional diciptakan dan dihapus oleh pemerintah pusat, dan kekuasaan subnasional itu dapat diperluas atau dipersempit oleh pemerintah pusat. Meskipun kekuasaan politik di negara kesatuan dapat didelegasikan melalui proses devolusi kepada pemerintah daerah berdasarkan perundang-undangan yang dibuatparlemen, pemerintah pusat tetaplah yang paling berkuasa; pemerintah pusat dapat membatalkan peraturan-peraturan daerah atau membatasi kekuasaan mereka.
•Britania Raya adalah contoh negara kesatuan. Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara, bersama-sama dengan Inggrisadalah negara-negara konstituen dari Britania Raya, mereka memiliki satu taraf kekuasaan devolutif otonom - yakniPemerintah Skotlandia dan Parlemen Skotlandia di Skotlandia, Majelis Pemerintah Wales dan Majelis Nasional Wales di Wales, dan Eksekutif Irlandia Utara dan Majelis Irlandia Utara di Irlandia Utara. Tetapi kekuasan devolutif itu hanya didelegasikan oleh Pemerintah Britania Raya, lebih spesifiknya oleh Parlemen Britania Raya, yang tertinggi di bawah doktrin kedaulatan parlementer. Lebih jauhnya, pemerintah-pemerintah devolutif secara konstitusional tidak dapat menentang undang-undang yang dihasilkan oleh parlemen Britania Raya, dan kekuasaan pemerintah-pemerintah devolutif tidak dapat diperluas atau dipersempit oleh pemerintah pusat (parlemen dengan suatu pemerintahan yang terdiri dari Kabinet, yang dikepalai oleh perdana menteri). Misalnya, Majelis Irlandia Utara pernah dibubarkan sebanyak empat kali, dan kekuasaannya dialihkan kepada Kantor Irlandia Utara yang dijalankan pemerintah pusat.
•Sebaliknya, di negera federal, negara bagian (atau satuan subnasional lainnya) berbagi kedaulatan dengan pemerintah pusat, dan negara bagian memiliki fungsi kewujudan dan fungsi kekuasaan yang tidak dapat diubah secara sepihak oleh pemerintah pusat. Di dalam beberapa kasus, misalnya di Amerika Serikat, hanya pemerintah federal yang secara langsung memiliki kekuasaan-kekuasaan pendelegasian.
•Satu contoh negara federal adalah Amerika Serikat; di bawah Konstitusi Amerika Serikat, kekuasaan dibagi antarapemerintah federal Amerika Serikat dan semua negara bagiannya. Terdapat beberapa negara federal yang juga memiliki satuan-satuan pembagian wilayah yang lebih rendah yang berbentuk kesatuan; Amerika Serikat adalah federal, sedangkan semua negara bagiannya adalah kesatuan-kesatuan di bawah Aturan Dillon - county danmunisipalitas hanya memiliki wewenang yang diberikan kepada mereka oleh masing-masing pemerintah negara bagian di Amerika Serikat berdasarkan konstitusi negara bagian atau peraturan daerah.
Sebagian besar negara yang menjalankan sistem Westminster adalah negara kesatuan kecuali India, Australia, Kanada, dan Malaysia, yang berbentuk federal. Negara-negara ini dapat dipandang sebagai campuran kedua-dua sistem itu, menggunakan sentralitas sistem kesatuan pada tingkatan federal, dan berbagi kekuasaan dengan negara bagian, provinsi, atau teritori yang dijumpai di dalam sistem federal.
Devolusi (seperti federasi) bisa saja simetris, dengan semua satuan subnasional yang memiliki kekuasaan dan status yang sama, bisa juga tak-simetris, dengan status dan kekuasaan tiap-tiap wilayah tidak seragam.
Perbedaan Negara Kesatuan dan Federal
Pendalaman teori Negara Kesatuan Negara Federal
UU setiap daerah diakui? tidak ya
Perda? selalu tidak pernah
Kepala daerah punya hak veto? tidak ya
Campur tangan dari pusat ya tidak
APBD disatukan dgn APBN ya tidak
Daftar negara kesatuan
•Afghanistan
•Albania
•Algeria
•Angola
•Antigua dan Barbuda
•Armenia
•Aruba
•Azerbaijan
•Bangladesh
•Belarus
•Belize
•Benin
•Bhutan
•Bolivia
•Botswana
•Brunei
•Bulgaria
•Burkina Faso
•Burundi
•Kamboja
•Kamerun
•Cape Verde
•Republik Afrika Tengah
•Chad
•Chili
•Republik Rakyat China
•Kolombia
•Republik Kongo
•Kosta Rika
•Pantai Gading
•Kroasia
•Kuba
•Curaçao
•Siprus
•Republik Czech
•Denmark
•Djibouti
•Dominika
•Republik Dominika
•Kongo
•Timor Leste
•Ekuador
•Mesir
•El Salvador
•Equatorial Guinea
•Eritrea
•Estonia
•Fiji
•Finlandia
•Perancis
•Gabon
•Georgia
•Ghana
•Yunani
•Grenada
•Guatemala
•Guinea
•Guinea-Bissau
•Guyana
•Haiti
•Honduras
•Hungaria
•Islandia
•Indonesia
•Iran
•Irlandia
•Israel
•Italy
•Jamaika
•Jepang
•Jordan
•Kazakhstan
•Kenya
•Kiribati
•Kuwait
•Kirgizstan
•Laos
•Latvia
•Lebanon
•Lesotho
•Liberia
•Libya
•Liechtenstein
•Lithuania
•Luxembourg
•Makedonia
•Madagaskar
•Malawi
•Maladewa
•Mali
•Malta
•Kepulauan Marshall
•Mauritania
•Mauritius
•Moldova
•Monako
•Mongolia
•Montenegro
•Moroko
•Mozambik
•Myanmar
•Namibia
•Nauru
•Belanda
•Selandia Baru
•Nikaragua
•Niger
•Korea Utara
•Norwegia
•Oman
•Palau
•Panama
•Papua Nugini
•Paraguay
•Peru
•Filipina
•Poland
•Portugal
•Qatar
•Romania
•Rwanda
•Saint Lucia
•Saint Vincent dan Grenadines
•Samoa
•San Marino
•Sao Tome dan Principe
•Arab Saudi
•Senegal
•Serbia
•Seychelles
•Sierra Leone
•Singapura
•Sint Maarten
•Slovakia
•Slovenia
•Kepulauan Solomon
•Afrika Selatan
•Korea Selatan
•Spanyol
•Sri Lanka
•Suriname
•Swaziland
•Swedia
•Suriah
•Republik China (Taiwan)
•Tajikistan
•Tanzania
•Thailand
•Gambia
•Togo
•Tonga
•Trinidad dan Tobago
•Tunisia
•Turkey
•Turkmenistan
•Tuvalu
•Uganda
•Ukraine
•Britania Raya
•Uruguay
•Uzbekistan
•Vanuatu
•Vatikan
•Vietnam
•Yemen
•Zambia
•Zimbabwe
•Federasi, dari bahasa Belanda, federatie dan berasal dari bahasa Latin; foeduratio yang artinya "perjanjian". Federasipertama dari arti ini adalah "perjanjian" daripada Kerajaan Romawi dengan suku bangsa Jerman yang lalu menetap diprovinsi Belgia, kira-kira pada abad ke 4 Masehi. Kala itu, mereka berjanji untuk tidak memerangi sesama, tetapi untuk bekerja sama saja.
•Dalam pengertian modern, sebuah federasi adalah sebuah bentuk pemerintahan di mana beberapa negara bagian bekerja sama dan membentuk kesatuan yang disebut negara federal. Masing-masing negara bagian memiliki beberapa otonomikhusus dan pemerintahan pusat mengatur beberapa urusan yang dianggap nasional. Dalam sebuah federasi setiap negara bagian biasanya memiliki otonomi yang tinggi dan bisa mengatur pemerintahan dengan cukup bebas. Ini berbeda dengan sebuah negara kesatuan, di mana biasanya hanya ada provinsi saja. Kelebihan sebuah negara kesatuan, ialah adanya keseragaman antar semua provinsi.
•Federasi mungkin multi-etnik, atau melingkup wilayah yang luas dari sebuah wilayah, meskipun keduanya bukan suatu keharusan. Federasi biasanya ditemukan dalam sebuah persetujuan awal antara beberapa negara bagian "berdaulat". Bentuk pemerintahan atau struktur konstitusional ditemukan dalam federasi dikenal sebagai federalisme.
Cara menghitung SPM Pendidikan
SPM PENDIDIKAN DASAR
A. Pelayanan Pendidikan Dasar oleh Kabupaten/Kota
SARANA DAN PRASARANA
IP 1. Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan
berjalan kaki yaitu maksimal 3 km untuk SD/MI dan 6 km untuk SMP/MTs dari
kelompok permukiman permanen di daerah terpencil.
Tingkat Pencapaian (%) :
IP-1.1 Kab/Kota
|
=
|
Jumlah kelompok permukiman
permanen yang sudah dilayani SD/MI dalam jarak kurang dari 3 km
|
x 100%
|
Jumlah kelompok permukiman
permanen di kab/kota
|
IP-1.2 Kab/Kota
|
=
|
Jumlah kelompok permukiman
permanen yang sudah dilayani SMP/MTs dalam jarak kurang dari 6 km
|
x 100%
|
Jumlah kelompok permukiman
permanen di kab/kota
|
SARANA DAN PRASARANA
IP 2. Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar
untuk SD/MI tidak melebihi 32 orang, dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang.
Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi
dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru serta papan
tulis.
Tingkat
Pencapaian (%) :
IP-2.1 Kab/Kota
|
=
|
Jumlah SD/MI yang semua rombongan belajar (rombel) nya tidak
melebihi 32 orang
Jumlah SD/MI di wilayah kabupaten/kota
|
x 100 %
|
IP-2.2 Kab/Kota
|
=
|
Jumlah SD/MI yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi, dan
papan tulis untuk setiap rombel
Jumlah SD/MI di wilayah Kabupaten/kota
|
x 100 %
|
IP-2.3 Kab/Kota
|
=
|
Jumlah SMP/ MTs yang semua rombel-nya tidak melebihi 36 orang
Jumlah SMP/MTs di wilayah kabupaten/kota
|
x 100%
|
IP-2.4 Kab/Kota
|
=
|
Jumlah SMP/MTs yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas meja/kursi, dan
papan tulis untuk setiap rombel
Jumlah SMP/MTs di wilayah kabupaten/kota
|
x 100%
|
SARANA DAN PRASARANA
IP 3. Di setiap SMP dan MTs tersedia ruang laboratorium
IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta didik dan
minimal satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta
didik.
Tingkat
Pencapaian (%) :
IP 3.1
Kab/Kota
|
=
|
Jumlah SMP/MTs yang memiliki
ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk 36 peserta
didik
|
x 100%
|
Jumlah SMP/MTs di wilayah kabupaten/kota
|
IP 3.2 Kab/Kota
|
=
|
Jumlah SMP/MTs yang memiliki
satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik
|
x 100%
|
Jumlah SMP/MTs di wilayah kabupaten/kota
|
Satu set Peralatan Praktek IPA di Laboratorium SMP/MTs
terdiri dari :
Mistar
|
6 buah/lab
|
Jangka sorong
|
6 buah/lab
|
Timbangan
|
3 buah/lab
|
Stopwatch
|
6 buah/lab
|
Rol meter
|
1 buah/lab
|
Termometer 1000C
|
6 buah/lab
|
Gelas ukur
|
6 buah/lab
|
Massa logam
|
3 buah/lab
|
Multimeter AC/DC, 10 kilo
ohm/volt
|
6 buah/lab
|
Batang magnet
|
6 buah/lab
|
Globe
|
1 buah/lab
|
Model tata surya
|
1 buah/lab
|
Garpu tala
|
6 buah/lab
|
Bidang miring
|
1 buah/lab
|
Dinamometer
|
6 buah/lab
|
Katrol tetap
|
2 buah/lab
|
Katrol bergerak
|
2 buah/lab
|
Balok kayu
|
3 macam/lab
|
Percobaan muai panjang
|
1 set/lab
|
Percobaan optik
|
1 set/lab
|
Percobaan rangkaian listrik
|
1 set/lab
|
Gelas kimia
|
30 buah/lab
|
Model molekul sederhana
|
6 set/lab
|
Pembakar spiritus
|
6 buah/lab
|
Cawan penguapan
|
6 buah/lab
|
Kaki tiga
|
6 buah/lab
|
Plat tetes
|
6 buah/lab
|
Pipet tetes + karet
|
100 buah/lab
|
Mikroskop monokuler
|
6 buah/lab
|
Kaca pembesar
|
6 buah/lab
|
Poster genetika
|
1 buah/lab
|
Model kerangka manusia
|
1 buah/lab
|
Model tubuh manusia
|
1 buah/lab
|
Gambar/model pencernaan manusia
|
1 buah/lab
|
Gambar/model sistem peredaran
darah manusia
|
1 buah/lab
|
Gambar/model sistem pernafasan
manusia
|
1 buah/lab
|
Gambar/model jantung manusia
|
1 buah/lab
|
Gambar/model mata manusia
|
1 buah/lab
|
Gambar/model telinga manusia
|
1 buah/lab
|
Gambar/model tenggorokan
manusia
|
1 buah/lab
|
Petunjuk percobaan
|
6 buah/percobaan
|
Sumber:
Direktorat PSMP Kemendiknas, 2009
SARANA DAN PRASARANA
IP 4. Di setiap SD/MI dan
SMP/MTs tersedia satu ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk
setiap orang guru, kepala sekolah dan staf kependidikan lainnya; dan di setiap
SMP/MTs tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru.
Tingkat Pencapaian (%) :
IP-4.1 Kab/Kota
|
=
|
Jumlah SD/MI yang memiliki satu ruang guru dan
dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala
sekolah/madrasah dan staf kependidikan lainnya
|
x 100%
|
Jumlah SD/MI di wilayah kabupaten/kota
|
IP-4.2 kab/Kota
|
=
|
Jumlah SMP/MTs yang memiliki satu ruang guru dan
dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, dan staf
kependidikan lainnya;
|
x 100%
|
Jumlah SMP/MTs di wilayah kabupaten/kota
|
IP-4.3 kab/Kota
|
=
|
Jumlah SMP/MTs yang memiliki ruang kepala sekolah/
madrasah yang terpisah dari ruang guru dan dilengkapi meja kursi;
|
x 100%
|
Jumlah SMP/MTs di wilayah kabupaten/kota
|
PENDIDIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
IP 5. Di setiap SD/MI tersedia
1 (satu) orang guru untuk setiap 32 peserta didik dan 6 (enam) orang guru untuk
setiap satuan pendidikan, dan untuk daerah khusus 4 (empat) orang guru setiap
satuan pendidikan.
Tingkat Pencapaian (%) :
IP-5.1 Kab/Kota
|
=
|
Jumlah SD/MI yang memiliki satu orang guru untuk setiap
32 peserta didik
|
x 100%
|
Jumlah SD/MI di wilayah kabupaten/kota
|
IP-5.2 Kab/Kota
|
=
|
Jumlah SD/MI yang memiliki 6 (enam) orang guru [atau 4
(empat) orang guru untuk daerah khusus].
|
x 100%
|
Jumlah SD/MI di wilayah kabupaten/kota
|
PENDIDIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
IP 6. Di setiap SMP/MTs
tersedia 1 (satu) orang guru untuk
setiap mata pelajaran, dan untuk daerah khusus tersedia satu orang guru untuk
setiap rumpun mata pelajaran.
Tingkat Pencapaian (%) :
IP-6 Kab/Kota
|
=
|
Jumlah SMP/MTs yang memiliki
guru untuk setiap mata pelajaran [atau untuk daerah khusus 1 (satu) guru
untuk setiap rumpun mata pelajaran]
|
x 100%
|
Jumlah SMP/MTs di wilayah Kabupaten/kota
|
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
IP 7. Di setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi
kualifikasi akademik S1 atau D-IV dan 2 (dua)
orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik.
Tingkat Pencapaian (%) :
IP-7.1 Kab/Kota
|
=
|
Jumlah SD/MI yang memiliki 2
orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV
|
x 100%
|
Jumlah SD/MI di wilayah kabupaten/kota
|
IP-7.2 Kab/Kota
|
=
|
Jumlah SD/MI yang memiliki 2
orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik
|
x 100%
|
Jumlah SD/MI di wilayah kabupaten/kota
|
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
IP 8. Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi
akademik S-1 atau D-IV sebanyak 70% dan separuh diantaranya (35% dari
keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat pendidik, untuk daerah khusus
masing-masing sebanyak 40% dan 20%.
Tingkat Pencapaian (%) :
IP-8.1 Kab/Kota
|
=
|
Jumlah SMP/MTs yang memiliki
guru dengan kualifikasi S1 atau D-IV ≥ 70% [untuk daerah khusus ≥ 40%]
|
x 100%
|
Jumlah SMP/MTs di wilayah kabupaten/kota
|
IP-8.2 Kab/Kota
|
=
|
Jumlah SMP/MTs yang memiliki
guru dengan kualifikasi S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik ≥
35% [untuk daerah khusus ≥ 20%]
|
x 100%
|
Jumlah SMP atau MTs di
wilayah kabupaten/kota
|
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
IP 9. Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi
akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik masing-masing
satu orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris dan PKn.
Tingkat Pencapaian (%) :
IP-9 Kab/Kota
|
=
|
Jumlah SMP/MTs yang memiliki
guru dengan kualifikasi akademik S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat
pendidik, masing-masing 1 (satu) orang untuk mapel Matematika, IPA, Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris dan PKn
|
x 100%
|
Jumlah SMP/MTs di wilayah kabupaten/kota
|
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
IP 10. Di setiap kabupaten/kota semua kepala SD/MI
berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik.
Tingkat Pencapaian (%) :
IP-10 Kab/Kota
|
=
|
Jumlah Kepala SD/MI yang
berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik.
|
x 100%
|
Jumlah Sekolah SD/MI di
wilayah kabupaten/kota
|
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
IP 11. Di setiap kabupaten/kota semua kepala SMP/MTs berkualifikasi
akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki
sertifikat pendidik.
Tingkat Pencapaian (%) :
IP-11 Kab/Kota
|
=
|
Jumlah Kepala SMP/MTs yang
berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah bersertifikat pendidik.
|
x 100%
|
Jumlah Sekolah SMP/MTs di
wilayah Kabupaten/kota
|
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
IP 12. Di setiap kabupaten/kota semua pengawas sekolah/
madrasah memiliki kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki
sertifikat pendidik.
Tingkat Pencapaian (%) :
IP-12 Kab/Kota
|
=
|
Jumlah pengawas
sekolah/madrasah yang berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah bersertifikat
pendidik.
|
x 100%
|
Jumlah pengawas sekolah atau
madrasah di wilayah kabupaten/kota
|
KURIKULUM
IP 13. Pemerintah kabupaten/kota memiliki rencana dan melaksanakan
kegiatan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses
pembelajaran yang efektif.
Tingkat Pencapaian : Nilai IP-13 = 100 bila kabupaten/kota memiliki
rencana dan telah melaksanakan kegiatan untuk membantu sekolah mengembangkan
kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif;
Nilai IP-13 = 50 bila memiliki rencana tetapi
belum melaksanakan;
Nilai
IP-13 = 0 bila tidak memiliki rencana untuk membantu sekolah dalam
mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif.
PENJAMINAN MUTU
IP 14. Kunjungan pengawas ke
satuan pendidikan dilakukan satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan
dilakukan selama 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan.
Tingkat Pencapaian :
IP-14.1 SD/MI
|
=
|
Jumlah SD atau MI yang
mendapat kunjungan oleh pengawas satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan selama
≥ 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan
|
x 100%
|
Jumlah SD atau MI di wilayah
kabupaten/kota
|
IP-14.2 SMP/MTs
|
=
|
Jumlah SMP atau MTs yang
mendapat kunjungan oleh pengawas satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan
selama ≥ 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan
|
x 100%
|
Jumlah SMP atau MTs di
wilayah kabupaten/kota
|
b. Pelayanan
Pendidikan Dasar oleh Satuan Pendidikan
SARANA DAN PRASARANA
IP 15. Setiap SD/MI
menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh
Pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa
Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta
didik.
Tingkat Pencapaian (%) :
IP-15.1 Sekolah
|
=
|
Jumlah set buku teks mata
pelajaran (Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn) yang sudah ditetapkan
kelayakannya oleh Pemerintah yang disediakan oleh sekolah
|
x 100%
|
Jumlah peserta didik
|
IP15.2 Kab/Kota
|
=
|
Jumlah SD/MI yang telah
memenuhi IP-15.1 Sekolah
|
x 100%
|
Jumlah SD/MI di wilayah kabupaten/kota
|
IP 16. Setiap SMP/MTS menyediakan buku teks yang sudah
ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup semua mata pelajaran dengan
perbandingan satu set untuk setiap peserta didik.
Tingkat Pencapaian (%) :
IP-16.1 Sekolah
|
=
|
Jumlah set buku teks mata
pelajaran yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah yang disediakan
oleh sekolah
|
x 100%
|
Jumlah peserta didik
|
IP-16.2 Kabupaten/kota
|
=
|
Jumlah SMP/MTS yang telah
memenuhi IP-16.1 Sekolah
|
x 100%
|
Jumlah SMP/MTs di wilayah kabupaten/kota
|
IP 17. Setiap SD/MI
menyediakan satu set peraga IPA dan bahan yang terdiri dari model kerangka
manusia, model tubuh manusia, bola dunia (globe), contoh peralatan optik, kit
IPA untuk eksperimen dasar, dan poster/carta IPA.
Tingkat Pencapaian (%) :
IP-17 Kab/Kota
|
=
|
Jumlah SD/MI yang memiliki
set peraga dan bahan IPA secara lengkap
|
x 100%
|
Jumlah SD/MI di wilayah kabupaten/kota
|
setiap sekolah dikatakan
memiliki set Peraga IPA lengkap jika memiliki:
Model
Kerangka manusia 1
Model
tubuh manusia 1
Bola
dunia (globe) 1
Contoh
peralatan optik 1
Kit
IPA untuk eksperimen dasar 1
Poster/Carta
IPA 1
IP 18. Setiap SD/MI memiliki
100 judul buku pengayaan dan 10 buku referensi, dan setiap SMP dan MTs memiliki
200 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi.
Tingkat
Pencapaian (%) :
IP-18.1 Kab/Kota
|
=
|
Jumlah SD/MI yang telah
memenuhi jumlah buku pengayaan dan referensi
|
x 100%
|
Jumlah SD/MI di wilayah kabupaten/kota
|
IP-18.2 /Kab/Kota
|
=
|
Jumlah SMP/MTs yang telah
memenuhi
jumlah buku pengayaan dan
referensi
|
x 100%
|
|
Jumlah SMP/MTs di wilayah kabupaten/kota
|
|
|||
PENDIDIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
IP 19. Setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per minggu di
satuan pendidikan, termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing atau melatih peserta
didik, dan melaksanakan tugas tambahan.
Tingkat Pencapaian (%) :
IP-19.1
Sekolah |
=
|
Jumlah guru tetap yang
rata-rata jam kerja per minggu ³ 37.5 jam
|
x 100%
|
Jumlah seluruh guru tetap di
satuan pendidikan
|
IP-19.2 SD/MI
Kab/Kota |
=
|
Jumlah SD atau MI yang telah
memenuhi IP 19.1
|
x 100%
|
Jumlah SD atau MI di wilayah
kabupaten/kota
|
IP-19.3 SMP/MTs
Kab/Kota |
=
|
Jumlah SMP atau MTs yang
telah memenuhi IP 19.1
|
x 100%
|
Jumlah SMP atau MTs di
wilayah kabupaten/kota
|
IP 20. Satuan pendidikan menyelenggarakan proses
pembelajaran selama 34 minggu per tahun dengan kegiatan
pembelajaran sebagai berikut :
Kelas I - II : 18 jam per minggu
Kelas III : 24 jam per minggu
Kelas IV – VI : 27 jam per minggu
Kelas VII – IX : 27 jam per minggu
Tingkat
Pencapaian (%) :
IP-20.1 Sekolah
|
=
|
Jumlah rombongan belajar
yang memenuhi standar
|
x 100%
|
Jumlah seluruh rombongan
belajar di satuan pendidikan
|
IP-20.2 SD/MI
Di Kab/Kota
|
=
|
Jumlah SD atau MI yang
menyelenggarakan proses pembelajaran di sekolah selama 34 minggu per tahun
dengan kegiatan pembelajaran kelas I s/d kelas VI
seperti diatas
|
x 100%
|
Jumlah SD atau MI di wilayah
kabupaten/kota
|
IP-20.3 SMP/MTs
Di Kab/Kota
|
=
|
Jumlah SMP atau MTs yang
menyelenggarakan proses pembelajaran di sekolah selama 34 minggu per tahun
dengan kegiatan pembelajaran kelas VII s/d IX selama 27
jam per minggu
|
x 100%
|
Jumlah SMP atau MTs di
wilayah kabupaten/kota
|
KURIKULUM
IP 21. Setiap satuan pendidikan menerapkan Kurikulum sesuai ketentuan yang berlaku.
Tingkat
Pencapaian (%) :
IP-21.1 SD/MI di
Kab/Kota
|
=
|
Jumlah SD atau MI yang
menerapkan kurikulum sesuai dengan ketentuan yang berlaku
|
x 100%
|
Jumlah SD atau MI di wilayah
kabupaten/kota
|
IP-21.2 SMP/MTs di Kab/Kota
|
=
|
Jumlah SMP atau MTs yang
menerapkan kurikulum sesuai dengan ketentuan yang berlaku
|
x 100%
|
Jumlah SMP atau MTs di
wilayah C/kota
|
IP 22. Setiap guru menerapkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang disusun berdasarkan silabus
untuk
setiap mata pelajaran yang diampunya.
Tingkat Pencapaian (%) :
IP-22.1
Sekolah |
=
|
Jumlah guru yang menerapkan
RPP berdasarkan silabus untuk mata pelajaran yang diampunya
|
x 100%
|
Jumlah keseluruhan guru di
satuan pendidikan
|
`
IP-22.2 SD/MI
Kab/kota |
=
|
Jumlah SD atau MI yang telah
memenuhi IP 22.1
|
x 100%
|
Jumlah SD atau MI di wilayah
kabupaten/kota
|
`
IP-22.3 SMP/MTs
Kab/kota |
=
|
Jumlah SMP atau MTs yang
telah memenuhi IP 22.1
|
x 100%
|
Jumlah SMP atau MTs di
wilayah kabupaten/kota
|
`
PENILAIAN PENDIDIKAN
IP 23. Setiap guru mengembangkan dan menerapkan program
penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta
didik.
Tingkat
Pencapaian (%) :
IP-23.1 Sekolah
|
=
|
Jumlah guru yang
mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk membantu meningkatkan
kemampuan belajar peserta didik
|
x 100%
|
Jumlah keseluruhan guru di
satuan pendidikan
|
IP-23.2 untuk
SD/MI di Kab/kota
|
=
|
Jumlah SD atau MI yang telah
memenuhi IP 23.1
|
x 100%
|
Jumlah SD atau MI di wilayah
kabupaten/kota
|
IP-23.3 untuk SMP/MTs di Kab/kota
|
=
|
Jumlah SMP atau MTs yang
telah memenuhi IP 23.1
|
x 100%
|
Jumlah SMP atau MTs di
wilayah kabupaten/kota
|
PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
IP 24. Kepala sekolah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru dua kali dalam setiap
semester.
Tingkat Pencapaian (%) :
IP-24.1 untuk
SD/MI di Kab/Kota
|
=
|
Jumlah SD atau MI yang
kepala sekolahnya melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada
guru dua kali dalam setiap semester
|
x 100%
|
Jumlah SD atau MI di wilayah
kabupaten/kota
|
IP-24.2 untuk SMP/MTs di Kab/Kota
|
=
|
Jumlah SMP atau MTs yang
kepala sekolahnya melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada
guru dua kali dalam setiap semester
|
x 100%
|
Jumlah SMP atau MTs di
wilayah kabupaten/kota
|
IP 25. Setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian setiap peserta didik
kepada Kepala Sekolah pada akhir semester dalam bentuk laporan hasil
prestasi belajar peserta didik.
Tingkat Pencapaian (%) :
Tingkat
Pencapaian
IP-25.1
Sekolah |
=
|
Jumlah guru yang
menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian
setiap peserta didik kepada Kepala Sekolah pada akhir semester
|
x 100%
|
Jumlah keseluruhan guru di
satuan pendidikan
|
IP-25.2 SD/MI di
Kab/Kota |
=
|
Jumlah SD atau MI yang telah memenuhi IP 25.1
|
x 100%
|
Jumlah SD/MI di wilayah kabupaten/kota
|
IP-25.3 SMP/MTs
Kab/Kota |
=
|
Jumlah SMP atau MTs yang telah memenuhi IP 25.1
|
x 100%
|
Jumlah SMP/MTs di wilayah kabupaten/kota
|
IP 26. Kepala Sekolah atau
Madrasah menyampaikan laporan
hasil Ulangan Akhir Semester (UAS) dan Ulangan Kenaikan Kelas (UKK)
serta Ujian Akhir (US/UN)kepada orang tua peserta didik dan menyampaikan
rekapitulasinya kepada Dinas Pendidikan kabupaten/kota atau Kantor Kemenag
Kab/Kota pada setiap akhir semester.
Tingkat Pencapaian (%) :
IP-26.1 Kab/Kota
|
=
|
Jumlah satuan pendidikan
yang menyampaikan laporan hasil
Ulangan Akhir Semester (UAS) dan Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) serta Ujian Akhir
(US/UN) kepada orang tua peserta didik
|
x 100%
|
Jumlah satuan pendidikan di
wilayah kabupaten/kota
|
IP-26.2 SD/MI di
Kab/Kota
|
=
|
Jumlah SD atau MI yang
menyampaikan rekapitulasi hasil tes tengah tahunan kepada Dinas Pendidikan kabupaten/kota/Kantor
Kemenag kabupaten/kota pada setiap akhir semester
|
x 100%
|
Jumlah SD atau MI di wilayah
Kabupaten/kota
|
|
IP-26.3 SMP/MTs di Kab/Kota
|
=
|
Jumlah SMP atau MTs yang
menyampaikan rekapitulasi hasil tes tengah tahunan kepada Dinas Pendidikan
kabupaten/kota/Kantor Kemenag kabupaten/kota pada setiap akhir semester
|
x 100%
|
Jumlah SMP atau MTs di
wilayah kabupaten/kota
|
MANAJEMEN SEKOLAH
IP 27. Setiap satuan pendidikan menerapkan prinsip- prinsip
Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS).
Tingkat Pencapaian (%) :
IP-27.1 Kab/Kota
|
=
|
Jumlah satuan pendidikan
yang memiliki rencana kerja tahunan
|
x 100%
|
Jumlah satuan pendidikan di
wilayah kabupaten/kota
|
IP-27.2 Kab/Kota
|
=
|
Jumlah satuan pendidikan
yang memiliki laporan tahunan
|
x 100%
|
Jumlah satuan pendidikan di
wilayah kabupaten/kota
|
IP-27.3 Kab/Kota
|
=
|
Jumlah satuan Pendidikan
yang memiliki komite sekolah yang berfungsi baik
|
x 100%
|
Jumlah satuan pendidikan di
wilayah kabupaten/kota
|
Subscribe to:
Posts (Atom)