TEORI
PENGEMBANGAN SUMBERDAYA APARATUR
Pengertian Pengembangan
Pengembangan merupakan hal penting yang
harus dilakukan oleh sebuah organisasi dalam meningkatkan produktivitas
pegawai. Oleh karena itu sebelum membahas lebih jauh mengenai pengertian
pengembangan pegawai itu sendiri ada baiknya terlebih dahulu kita memahami apa
yang dimaksud dengan pengembangan.
Menurut Sinamora (1995:287) mengemukakan
pengertian pengembangan (development) adalah :“penyiapan individu-individu
untuk memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang lebih tinggi dalam
organisasi”.
Sedangkan Moekijat (1989 : 2)
mengemukakan pengertian pengembangan sebagai berikut : Pengembangan berarti
hal-hal yang berlainan bagi ahli dibidang ini, akan
tetapi pada dasarnya pengembangan
merupakan suatu metode untuk memudahkan perubahan dan pengembangan dalam
orang-orang (misalnya dalam gaya, nilai, keterampilan), dalam teknologi
(misalnya dalam kesederhanaan yang lebih besar, dalam kompleksitas), dan dalam
peranan).
Menurut John soeprihanto (1988:85) yang
dimaksud dengan pengembangan adalah: Suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan
karyawan dengan cara meningkatkan pengetahuan ekonomi pada umumnya, termasuk peningkatan
penguasaan teori pengambilan keputusan dalam menghadapi persoalan-persoalan
perusahaan.
Dari rumusan pengertian tersebut, dapat
dipahami bahwa pengembangan merupakan suatu bentuk upaya dan kewajiban setiap
manajer, karenanya merupakan hak dari setiap pegawai. Pengembangan diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan organisasi dan pegawai itu sendiri. Artinya melalui
pegawai yang terampil dan berdisiplin, maka tugas-tugas organisasi akan dapat
lebih efektif dan efisien. Apabila terdapat ketidakseimbangan antara kebutuhan
tugas tertentu dengan tingkat kemampuan pegawai tertentu, maka bawahan yang bersangkutan
harus ditingkatkan keterampilan dan disiplinnya.
Selanjutnya Hasibuan (2007:69)
mendefenisikan pengembangan sebagai berikut : Pengembangan adalah usaha untuk
meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai
kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan latihan (diklat). Pendidikan
meningkatkan keahlian teoritis, konseptual, dan moral karyawan, sedangkan
latihan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis pelaksanaan pekerjaan
karyawan.
Hasibuan (2007:72-73) mengelompokkan
jenis pengembangan menjadi dua yaitu:
1. Pengembangan secara informal yaitu
karyawan atas keinginan dan usaha sendiri melatih dan mengembangkan dirinya
dengan mempelajari bukubuku literatur yang ada hubungannya dengan pekerjaan
atau jabatannya. Hal ini menunjukkan karyawan tersebut memilki keinginan keras
untuk maju dengan cara meningkatkan kemampuan kerjanya.
Pengembangan secara formal yaitu
karyawan ditugaskan perusahaan untuk mengikuti pendidikan dan latihan, baik
yang dilakukan perusahaan maupun oleh lembaga-lembaga pendidikan atau
pelatihan. Hal ini dilakukan perusahaan karena tuntutan pekerjaan saat ini atau
dimasa yang akan datang, yang sifatnya non karir atau peningkatan karir seorang
karyawan.
Menurut S.Pamuji (1985:57) mengemukakan
pengertian pengembangan sebagai berikut:”Pengembangan adalah merupakan
pembaharuan yaitu melakukan usaha-usaha untuk membuat sesuatu menjadi lebih
sesuai dan cocok dengan kebutuhan, menjadi lebih baik dan bermanfaat”.
Dari penjelasan diatas dapat dikatakan
bahwa pengembangan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mengadakan
perubahan-perubahan dalam organisasi yang lebih baik dari sebelumnya. Tujuan
dari pengembangan adalah untuk memperbaiki kinerja dan produktivitas kerja
pegawai baik masa sekarang maupun untuk masa yang akan datang, jadi istilah
pengembangan pada dasarnya mengandung pengertian upaya organisasi dan manajemen
secara berencana, bertahap, dan berkelanjutan guna memberikan informasi keadaan
pegawai tentang cara dan sikap serta perilaku untuk bekerja lebih dari keadaan
sebelum mereka
dikembangkan.
Pengertian Pengembangan Sumber Daya
Manusia
Dalam era globalisasi sekarang ini
pengembangan sumber daya manusia tidak saja penting dilakukan untuk mewujudkan
suatu organisasi yang memiliki kerangka kuat dan mampu menghadapi semua
tantangan dan persaingan yang tidak dapat dihindari. Namun pengembangan sumber
daya manusia penting dilakukan dengan sejumlah pertimbangan, yaitu :
a.
Penggunaan
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam organisasi semakinberagam dan beraneka
pilihannya, sehingga mau tidak mau, mampu tidak mampu organisasi harus
mengambil alternatif pilihan untuk mengembangkan sumber daya manusia agar dapat
menguasai dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut ke dalam organisasi.
b.
Untuk
mewujudkan efektifitas organisasi, kemampuan yang baik dari sumber daya manusia
adalah syarat mutlak sehingga untuk meningkatkan kemampuannya, sumber daya
manusia harus dikembangkan sesuai kebutuhan organisasi.
Untuk itu sumber daya manusia yang ada
dalam oraganisasi harus dikembangkan agar dapat memberikan peran yang maksimal
dalam pencapaian tujuan organisasi. Bagaimana cara mengembangkan sumber daya
manusia, di bawah ini beberapa pendapat para ahli tentang pengembangan sumber
daya manusia.
Menurut J.T.Gunawan, (Mondy,R.W. dan
Noe,R.M.1996:225) mengemukakan bahwa:”Pengembangan sumber daya manusia adalah
suatu usaha yang terus menerus dan terencana yang dilakukan oleh manajemen
untuk meningkatkan tingkat kecakapan pegawai dan performa organisasi”.
Sedangkan Awaloedin ( 1993 : 94 )
berpendapat bahwa : Pengembangan sumber daya manusia dalam arti luas adalah
seluruh proses pembinaan untuk meningkatkan kualitas serta taraf hidup manusia dari
suatu negara, sedangkan dalam arti sempit pengembangan sumber daya manusia
adalah peningkatan pendidikan dan pelatihan atau usaha menambah pengetahuan dan
keterampilan sebagai proses yang tanpa akhir, terutama pengembangan diri
sendiri.
Selain itu menurut Saydam (2000 : 63)
mengemukakan pengertian pengembangan sumber daya manusia adalah sebagai berikut
: Pengembangan pegawai (Sumber Daya Manusia), merupakan kegiatan yang harus
dilaksanakan oleh organisasi, agar pengetahuan (knowledge), kemampuan
(ability), dan keterampilan (skill) mereka sesuai dengan tuntutan pekerjaan
yang mereka lakukan.
Berdasarkan uraian di atas bahwa
pengembangan sumber daya manusia harus dilakukan secara terorganisir baik
secara vertikal maupun horizontal oleh semua fungsi organisasi yang
pengelolaannya dikoordinasikan oleh fungsi pengelola sumber daya manusia.
Disamping itu pengembangan sumber daya manusia harus dilakukan secara terncana
dan berkesinambungan, hal ini dimaksudkan bahwa pengembangan sumber daya
manusia harus dilakukan secara terus menerus dan disesuaikan dengan
perkembangan lingkungan organisasi baik secara eksternal maupun lingkungan
internal organisasi.
CIDA (Canadian Internal Development
Agency) seperti dikutip oleh Effendi (1993:12) mengemukakan bahwa pengembangan
sumber daya manusia menekankan manusia baik sebagai alat (means) maupun sebagai
tujuan akhir pembangunan. Dalam jangka pendek, dapat diartikan sebagai
pengembangan pendidikan dan pelatihan untuk memenuhi segala tenaga ahli teknik,
kepemimpinan, tenaga administrasi. Pengertian diatas meletakkan sebagai pelaku
dan penerima pembangunan. Tindakan yang perlu dilakukan dalam jangka pendek
memberikan pendidikan dan pelatihan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja
terampil.
Dalam hal ini Effendi (1993:13)
mengemukakan bahwa meskipun unsur kesehatan dan gizi, kesempatan kerja, lingkungan
hidup yang sehat, pengembangan karir di tempat kerja, dan kehidupan politik
yang bebas termasuk pendukung dalam pengembangan sumber daya manusia,
pendidikan dan pelatihan merupakan unsur terpenting dalam pengembangannya.
Menurut Sufyarman (2003:30) memberikan
pengertian : Pengembangan sumber daya manusia (SDM) ialah sebagai suatu proses pembudayaan
bangsa bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang menguasai
pengetahuan, keterampilan, keahlian serta wawasan yang sesuai dengan perkembangan
iptek. Wawasan yang sesuai era globalisasi adalah kemampuan untuk memandang
jauh ke depan, wawasan mutu dan kekaryaan, serta wawasan inovasi dan perubahan
yang sesuai dengan nilai dan sikap yang berkembang dalam masyarakat.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat
dikatakan bahwa dalam mengahadapi persaingan di masa yang akan datang,
tersedianya tenaga kerja dengan upah yang murah dan sumber daya alam yang
melimpah tidak menjamin daya saing nasional dalam jangka panjang. Akan tetapi,
daya saing tersebut akan semakin baik, bilamana didukung oleh kualitas sumber
daya manusia dan kemampuan menguasai teknologi. Oleh karena itu, pengembangan
kualitas sumber daya manusia merupakan prioritas utama dalam era persaingan
global
Pengertian Pengembangan Pegawai
Maksud dari pengembangan pegawai pada
dasarnya bertujuan untuk memperbaiki dan mengatasi kekurangan dalam
melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik, sesuai dengan perkembangan ilmu dan
teknologi yang digunakan oleh organisasi. Untuk itu, upaya pengembangan pegawai
akan berhasil apabila dilakukan secara sadar oleh organisasi maupun pegawai
yang bersangkutan, sehingga pelaksanaan pengembangan pegawai harus melalui
proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang sistematik, agar
tujuan-tujuan pengembangan dapat dicapai.
Telaah teoritis mengenai pengembangan
pegawai sering diartikan sebagai:”usaha meningkatkan keterampilan maupun
pengetahuan umum bagi pegawai agar pelaksanaan pencapaian tujuan lebih
efisien”. (heidjrachman dan Husnan,1983:37).
Menurut Flippo (1985:78) menyebutkan
pengembangan pegawai meliputi baik pelatihan untuk peningkatan keterampilan
dalam melaksanakan pekerjaan serta pengetahuan dan pemahaman atas keseluruhan
lingkungan.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat
dikatakan bahwa pengembangan pegawai adalah suatu kegiatan manajemen yang
ditujukan keada pegawai agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap
professional, sehingga mampu bekerja secara berdaya guna dan berhasil guna.
Pengertian pengembangan pegawai
dikemukakan oleh Irawan (1997 : 91) sebagai berikut :“Pengembangan pegawai
dapat didefenisikan sebagai suatu proses merekayasa perilaku kinerja pegawai
sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan kinerja yang optimal dalam
pekerjaannya“.
Pengertian pengembangan pegawai yang
dikemukakan oleh Irawan di atas, nampak bahwa pelaksanaan pegawai dapat juga
melalui rekayasa perilaku (behavior engineering) dari pegawai yang mengandung
makna bahwa perilaku pegawai sesungguhnya dapat diubah dan diperbaiki dari
suatu keadaan yang
kurang menguntungkan dan lebih baik dari
sebelumnya.
A.S.Moenir (1995 : 160) mengemukakan
bahwa pengembangan pegawai (personel development) ialah suatu usaha yang
ditujukan untuk memajukan pegawai baik dari segi karier, pengetahuan, maupun
kemampuan.
Pengertian pengembangan pegawai juga
menitikberatkan pada perubahan tingkah laku pegawai dalam pelaksanaan
tugas-tugas dan pekerjaannya, khususnya kegiatan memajukan pegawai melalui segi
karir, kemampuan pengetahuannya.
Selain itu, Robert L. Mathis (A.S. Moenir
1995 : 160) mengemukakan bahwa pengembangan pegawai ialah kegiatan yang
berkaitan dengan peningkatan kecakapan pegawai guna pertumbuhan yang
berkesinambungan di dalam organisasi.
Apabila diperhatikan lebih seksama
pengertian pengembangan pegawai diatas, nampak bahwa kegiatan pengembangan
diharapkan dapat diperbaiki dan mengatasi kekurangan dalam melaksanakan
pekerjaan dengan lebih baik, sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang
digunakan oleh organisasi. Untuk itu upaya pengembangan pegawai baru akan dapat
menghasilkan apabila dilakukan secara sadar oleh organisasi maupun pegawai yang
bersangkutan, sehingga pelaksanaan pengembangan pegawai harus melalui proses perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi yang sistematik, agar tujuan-tujuan dapat tercapai.
Berdasarkan beberapa pengertian
pengembangan pegawai yang telah dikemukakan tersebut, maka nampak bahwa
pengembangan pegawai adalah suatu usaha yang penting dalam organisasi karena
dengan pengembangan pegawai negeri sipil, organisasi akan dapat maju seiring
dengan perkembangan zaman. Dengan demikian pengembangan pegawai merupakan suatu
usaha yang sangat penting untuk dilakukan dalam sebuah organisasi karena dengan
pengembangan, organisasi akan dapat maju dan berkembang, dimana dari pengembangan
tersebut akan sangat berpotensi menghasilkan pegawai yang berkualitas dan
memiliki kecakapan, kemampuan kerja dalam sebuah organisasi guna menyelesaikan
suatu pekerjaan yang diberikan kepadanya serta dapat memelihara dan
meningkatkan kecakapan dan kemampuan secara teratur dan pasti.
Menurut Cashter di dalam pengembangan
pegawai bertolak dari konsepkonsep
berikut :
1.
Keefektifan
sistem terletak pada kompetensi setiap pegawai. Keefektifan individu bertambah
melalui kesempatan yang disediakan oleh sistem yang mengembangkan berbagai kemampuan.
2.
Pengembangan
merupakan kebutuhan yang terus-menerus untuk semua pegawai sejak menjadi
pegawai sampai purna bakti.
3.
Tujuan
utama suatu program pengembangan adalah mempertinggi kemampuan system lembaga
untuk mendapatkan tujuan yang mengarah kepada bimbingan belajar bagi pegawai
untuk memperbaiki keefektifan mereka.
Dengan demikian tujuan dari pengembangan
pegawai adalah untuk meningkatkan efektivitas kerja dalam mencapai hasil-hasil
kerja yang telah ditentukan. Perbaikan efektivitas kerja dapat dilaksanakan
dengan cara meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta memperbaiki sikap
pegawai itu sendiri terhadap pelaksanaan tugas-tugasnya.
No comments:
Post a Comment