Tinjauan
Konseptual
1. Pengertian
Efektivitas
Kata efektif berasal
dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil atau sesuatu yang
dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah populer mendefinisikan
efetivitas sebagai ketepatan penggunaan,
hasil guna atau menunjang tujuan.
Efektivitas merupakan
unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan di dalam
setiap organisasi, kegiatan ataupun program. Disebut efektif apabila tercapai
tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan. Hal ini sesuai dengan pendapat H. Emerson
yang dikutip Soewarno Handayaningrat S. (1994:16) yang menyatakan bahwa “Efektivitas adalah pengukuran dalam arti
tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.”
Sedangkan Georgopolous
dan Tannembaum (1985:50), mengemukakan:“Efektivitas ditinjau dari sudut
pencapaian tujuan, dimana keberhasilan suatu organisasi harus mempertimbangkan
bukan saja sasaran organisasi tetapi juga mekanisme mempertahankan diri dalam
mengejar sasaran. Dengan kata lain, penilaian efektivitas harus berkaitan
dengan mesalah sasaran maupun tujuan.”
Selanjutnya Steers
(1985:87) mengemukakan bahwa:“Efektivitas adalah jangkauan usaha suatu program
sebagai suatu sistem dengan sumber daya dan sarana tertentu untuk memenuhi
tujuan dan sasarannya tanpa melumpuhkan cara dan sumber daya itu serta tanpa memberi
tekanan yang tidak wajar terhadap pelaksanaannya”.Lebih lanjut menurut Agung
Kurniawan dalam bukunya Transformasi Pelayanan
Publik mendefinisikan efektivitas, sebagai berikut: “Efektivitas adalah kemampuan
melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi) daripada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak
adanya tekanan atau ketegangan diantara pelaksanaannya” (Kurniawan, 2005:109).
Dari beberapa pendapat
di atas mengenai efektivitas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu
ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) yang
telah dicapai oleh manajemen, yang mana target tersebut sudah ditentukan
terlebih dahulu.
Hal ini sesuai dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Hidayat (1986) yang menjelaskan bahwa :“Efektivitas adalah suatu ukuran yang
menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai.
Dimana makin besar persentase target yang dicapai, makin tinggi
efektivitasnya”.
Upaya mengevaluasi
jalannya suatu organisasi, dapat dilakukan melalui konsep efektivitas. Konsep
ini adalah salah satu faktor untuk menentukan apakah perlu dilakukan perubahan
secara signifikan terhadap bentuk dan manajemen organisasi atau tidak. Dalam
hal ini efektivitas merupakan pencapaian tujuan organisasi melalui pemanfaatan
sumber daya yang dimiliki secara
efisien, ditinjau dari sisi masukan (input), proses, maupun keluaran (output).
Dalam hal ini yang dimaksud sumber daya meliputi ketersediaan personil, sarana
dan prasarana serta metode dan model yang digunakan.
Suatu kegiatan
dikatakan efisien apabila dikerjakan dengan benar dan sesuai dengan prosedur
sedangkan dikatakan efektif bila
kegiatan tersebut dilaksanakan dengan benar dan memberikan hasil yang
bermanfaat.
Ukuran EfektivitasMengukur
efektivitas organisasi bukanlah suatu hal yang sangat sederhana, karena
efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan tergantung pada siapa
yang menilai serta menginterpretasikannya. Bila dipandang dari sudut
produktivitas, maka seorang manajer produksi memberikan pemahaman bahwa
efektivitas berarti kualitas dan kuantitas (output) barang dan jasa.
Tingkat efektivitas
juga dapat diukur dengan membandingkan antara rencana yang telah ditentukan
dengan hasil nyata yang telah diwujudkan. Namun, jika usaha atau hasil
pekerjaan dan tindakan yang dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan tujuan
tidak tercapai atau sasaran yang diharapkan, maka hal itu dikatakan tidak
efektif. Adapun kriteria atau ukuran mengenai pencapaian tujuan efektif atau tidak,
sebagaimana dikemukakan oleh S.P. Siagian (1978:77), yaitu:
a.
Kejelasan tujuan yang hendak dicapai,
hal ini dimaksdukan supaya karyawan dalam pelaksanaan tugas mencapai sasaran
yang terarah dan tujuan organisasi dapat tercapai.
b.
Kejelasan strategi pencapaian tujuan,
telah diketahui bahwa strategi adalah “pada jalan” yang diikuti dalam melakukan
berbagai upaya dalam mencapai sasaran-sasaran yang ditentukan agar para implementer
tidak tersesat dalam pencapaian tujuan organisasi.
c.
Proses analisis dan perumusan kebijakan
yang mantap, berkaitan dengan tujuan
yang hendak dicapai dan strategi yang telah ditetapkan artinya kebijakan harus
mampu menjembatani tujuantujuan dengan usaha-usaha pelaksanaan kegiatan
operasional.
d.
Perencanaan yang matang, pada hakekatnya berarti memutuskan sekarang
apa yang dikerjakan oleh organisasi dimasa depan.
e.
Penyusunan program yang tepat suatu
rencana yang baik masih perlu dijabarkan dalam program-program pelaksanaan yang
tepat sebab apabila tidak, para pelaksana akan kurang memiliki pedoman bertindak
dan bekerja.
f.
Tersedianya sarana dan prasarana kerja,
salah satu indikator efektivitas organisasi adalah kemamapuan bekerja secara
produktif. Dengan sarana dan prasarana yang tersedia dan mungkin disediakan oleh
organisasi.
g.
Pelaksanaan yang efektif dan efisien,
bagaimanapun baiknya suatu program apabila tidak dilaksanakan secara efektif
dan efisien maka organisasi tersebut tidak akan mencapai sasarannya, karena
dengan pelaksanaan organisasi semakin didekatkan pada tujuannya.
h.
Sistem pengawasan dan pengendalian yang
bersifat mendidik mengingat sifat manusia yang tidak sempurna maka efektivitas organisasi
menuntut terdapatnya sistem pengawasan dan pengendalian.
Adapun kriteria untuk
mengukur efektivitas suatu organisasi ada tiga pendekatan yang dapat digunakan,
seperti yang dikemukakan oleh Martani dan Lubis (1987:55), yakni:
1.
Pendekatan Sumber (resource approach)
yakni mengukur efektivitas dari input. Pendekatan mengutamakan adanya
keberhasilan organisasi untuk memperoleh sumber daya, baik fisik maupun
nonfisik yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
2.
Pendekatan proses (process approach)
adalah untuk melihat sejauh mana efektivitas pelaksanaan program dari semua
kegiatan proses internal atau mekanisme organisasi.
3.
Pendekatan sasaran (goals approach)
dimana pusat perhatian pada output, mengukur keberhasilan organisasi untuk
mencapai hasil (output) yang sesuai dengan rencana.
Selanjutnya Strees
dalam Tangkilisan (2005:141) mengemukakan 5 (lima) kriteria dalam pengukuran
efektivitas, yaitu:
1.
Produktivitas
2.
Kemampuan adaptasi kerja
3.
Kepuasan kerja
4.
Kemampuan berlaba
5.
Pencarian sumber daya
Sedangkan Duncan yang
dikutip Richard M. Steers (1985:53) dalam bukunya “Efektrivitas
Organisasi” mengatakan mengenai ukuran
efektivitas, sebagai berikut:
1. Pencapaian Tujuan
Pencapaian
adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus dipandang sebagai suatu
proses. Oleh karena itu, agar pencapaian tujuan akhir semakin terjamin,
diperlukan pentahapan, baik dalam arti pentahapan pencapaian bagian-bagiannya
maupun pentahapan dalam arti periodisasinya. Pencapaian tujuan terdiri dari
beberapa faktor, yaitu: Kurun waktu dan
sasaran yang merupakan target kongktit.
2. Integrasi
Integrasi
yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi untuk mengadakan
sosialisasi, pengembangan konsensus dan komunikasi dengan berbagai macam
organisasi lainnya. Integrasi menyangkut proses sosialisasi.
3. Adaptasi
Adaptasi
adalah kemampuan organisasi untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Untuk itu digunakan tolak ukur proses pengadaan
dan pengisian tenaga kerja.
Dari sejumlah
definisi-definisi pengukur tingkat efektivitas yang telah dikemukakan diatas,
perlu peneliti tegaskan bahwa dalam rencana penelitian ini digunakan teori
pengukuran efektivitas sebagaimana yang dikemukakan oleh Duncan (dalam Steers
1985;53), yaitu:
1. Pencapaian
Tujuan
2. Integrasi
3. Adaptasi
No comments:
Post a Comment